Senin, 10 Juli 2023

REIKI dan MORALITAS AGAMA Suatu tinjauan Filsafat (3)

Lanjutan (3)

EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN

Definisi operasional Reiki adalah: “Teknik dan Seni sederhana untuk mengakses esensi energi halus alam semesta yang dapat digunakan sehari-hari” Atau“Teknik dan Seni untuk mengakses esensi energi alam semesta untuk kesempurnaan kehidupan”. Praktisi Reiki memperoleh kemampuan ini dari seorang Reiki Master melalui suatu proses yang disebut Attunement atau penyelarasan. Penyelarasan ini, menurut Rahardian (2005) dapat di ilustrasikan sebagai proses penyelarasan antara antena dan sebuah TV baru. Jika kita menekan tombol "on" sebuah TV baru, maka pada umumnya pertama kali TV tersebut tidak langsung dapat "menampilan gambar", padahal di udara sangat banyak frekwensi yang dipancarkan oleh pemancar-pemancar stasiun TV. Hal ini disebabkan susunan atau setup dari TV tersebut sebagai penerima belum sesuai untuk menerima frekuensi pemancar. Selanjutnya, jika kita mulai mengatur antenna, menggeser-geser tombol tuningnya sampai tepat, maka kita dapat melihat gambar dari stasiun TV yang kita inginkan.

Reiki merupakan teknik spiritual tingkat tinggi yang bersifat sangat unik. Seorang praktisi Reiki tidak membutuhkan konsentrasi untuk menyalurkan Reiki, selain rileksasi seperti meditasi dan kepasrahan total terhadap kuasa Tuhan YME sebagai pemilik tunggal dari energi alam semesta tersebut. Kepasrahan total ini merupakan bentuk keinginan untuk bekerja sama dengan alam semesta, sehingga energi yang akan mengalir menjadi deras, kuat, jernih dan tanpa batas. Dengan demikian wujud kekakuan, upaya pertahanan atau perlawanan dikatakan sebagai bertolak belakang dengan kepasrahan/penyerahan dan bahkan dapat dipandang sebagai upaya untuk menarik kekuatan negatif dari alam. Sebagai suatu teknik yang lebih mementingkan kepasrahan, maka Reiki merupakan teknik yang dengan mudah dapat dipelajari oleh siapapun yang memiliki kepasrahan, tanpa memperdulikan batasan usia, latar belakang keyakinan, atau latar belakang pengetahuan spiritual. Untuk menyalurkan Reiki, seorang praktisi cukup mengatakan: “Reiki on” untuk memulai menyalurkan energi dan menyebut: “Reiki Off” untuk mengakhiri penyaluran energi Reiki. Seorang praktisi Reiki bukanlah seorang penyembuh, melainkan seorang "channel" atau "penyalur" dari energi alam semesta. Kesembuhan sebenarnya hanyalah milik Tuhan Pencipta Alam Semesta semata.

AXIOLOGIS: NILAI KEGUNAAN ILMU

Sesuai dengan definisi operasional di atas, Reiki dapat digunakan untuk setiap aspek kehidupan (tak terbatas). Bila diuraikan, dengan mempelajari Reiki, sedikitnya ada sepuluh manfaat, yaitu;

1. Dalam Reiki, semua kegiatan diawali dengan afirmasi untuk mengarahkan energi dan cahaya Reiki. Di atas afirmasi, selalu disebut nama Tuhan. Jadi semakin sering IR digunakan, Anda jadi makin sering menyebut dan mengingat nama Tuhan. Inilah konsep “keterhubungan” antara Manusia dan PenciptaNya yang dikehendaki oleh konsep agama manapun di dunia.

2. Dengan makin seringnya digunakan konsep rileks, pasrah, nrimo, no mind yang selalu menyertai prosedur Reiki, tubuh dan mental Anda akan menjadi lebih bersih lebih sehat karena penyakit fisik dan penyakit psikis menjadi sulit mempengaruhi emosi dan tubuh Anda.

3. Semakin sering Anda mengakses energi alam semesta, selain tubuh Anda makin bersih, vibrasi energi dan cahaya Reiki akan meningkatkan Pancaran Energi Roh Anda. Ini ibarat membuat jarum kompas, awalnya jarum tidak bermagnet, tapi dengan digosok magnet, lama kelamaan jarum ini menjadi bermagnet juga. Jadi prinsip: “Jika memberi, maka Anda akan menerima” berlaku di sini.

4. Dari berbagai hasil yang Anda peroleh dengan Reiki, Anda akan menyadari keterbatasaan diri Anda sebagai manusia sekaligus memahami Kekuatan Ilahi yang luar biasa dan menakjubkan.

5. Penggunaan Reiki dalam meditasi; Gerak Pribadi, Simbol pribadi dan Misi Pribadi akan membawa Anda ‘menemukan hal baru’ dan mendapatkan ‘cara tahu baru’ yang akan meningkatkan pengetahuan Anda mengenai: Diri Pribadi, Roh ataupun berbagai Aspek Ketuhanan.

6. Energi dan cahaya Reiki dapat memanfaatkan berbagai media yang berfungsi aktif untuk penyimpanan atau penyaluran energi. Media ini bisa bermacam-macam. Bisa berupa kristal untuk membantu penyembuhan, atau lotion yang telah diisi energi dan cahaya Reiki untuk menurunkan berat badan anda.

7. Penyembuhan dengan Reiki dapat melengkapi aspek penyembuhan metoda pengobatan lainnya, karena energi dan cahaya Reiki bisa dimasukan keberbagai media pengobatan seperti, obat-obatan, alat kesehatan, bahan habis pakai atau langsung ke tubuh pasien. Jadi energi dan cahaya Reiki dapat diaplikasikan pada semua perangkat penyembuhan metoda apapun ataupun penyakit apapun.

8. Untuk materialisasi, dengan mengafirmasikan dan memvisualisasikan apa yang Anda inginkan dalam bentuk materi. Namun harus diingat, materialisasi ini harus menganut realitas yang ada pada diri anda, tidak mengada-ada. Misalnya, jika Anda menginginkan mempunyai sebuah rumah atau mobil, sesuaikan keinginan Anda dengan kemampuan yang Anda miliki dan beri waktu agar afirmasi dan visualisasi Anda dapat bekerja, misalnya dalam jangka waktu 1 atau 2 tahun. Jika tidak sesuai dengan kondisi Anda, dikhawatirkan hasilnya akan mempunyai dampak yang buruk atau menimbulkan kerugian bagi sisi kehidupan Anda yang lainnya.

9. Saat sinkronisasi dengan Reiki Master, hal ini sesungguhnya manifestasi dari konsep gotong royong dan kepemimpinan. Jadi metoda Sinkronisasi dan penyatuan Energi dan cahaya Reiki, yang biasa digunakan untuk penyembuhan massal atau attunement, menggambarkan konsep hidup sempurna yang diperlukan dalam bermasyarakat dan berbangsa.

10. Dengan makin meningkatnya kemampuan indera batin dan pembersihan Cakra jantung Anda juga penyebutkan nama Tuhan saat afirmasi, Emotional Qutient (Kecerdasan Emosi) dan Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) Anda otomatis akan meningkat.

PENUTUP

Reiki adalah salah satu bentuk visi transformasi New Age berpijak dari “transformasi personal” kearah transformasi sosial. Reiki merupakan salah satu gerakan kesehatan holistik (The Holistik Health Movement) yang begitu fenomenal dalam skala global di akhir abad ini.

Telah dibahas ilmu Reiki dan moralitas agama dalam tiga aspek filsafat, yaitu Ontologis (apanya), Epistemologis (Metoda melaksanakannya) dan Axiologis (Kegiatannya apa). Hasil pembahasan memperlihatkan keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, bahkan dapat bekerja sama erat karena keduanya bermuara pemberdayaan diri dan kepada peningkatan kesadaran akan keagungan Ilahi yang lebuh luas, baik secara fisik, pemikiran dan Roh.

REIKI dan MORALITAS AGAMA Suatu tinjauan Filsafat (2)

Lanjutan (2)

Akan tetapi peradaban dan spiritualitas manusia modern yang menyebabkan kemampuan ini seakan-akan "tertidur".

Melalui suatu proses yang sangat sederhana yang disebut dengan Attunement, maka kemampuan Reiki seseorang dapat dibangkitkan kembali. Attunement ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang disebut dengan Reiki Master.

Secara sederhana, Attunement dapat digambarkan sebagai proses penyelarasan energi seseorang terhadap pusat energi alam semesta. Seseorang yang telah mendapatkan Attunement Reiki, maka berarti ia memiliki hubungan permanen dengan alam semesta (universal), oleh karena itu dengan cara yang sangat sederhana pula ia dapat menyerap energi alam semesta dan mengeluarkannya kembali untuk berbagai kebutuhan. Energi alam semesta ini (selanjutnya disebut dengan energi Reiki) akan masuk melalui Cakra Mahkota (suatu gerbang energi yang terletak di daerah ubun-ubun kepala), mengalir melalui jalur-jalur eterik yang terdapat di tubuh, dan akhirnya dikeluarkan kembali melalui Cakra (misalnya cakra telapak tangan, cakra Ajna, dll).

Energi Reiki ini sangat nyata dapat dirasakan oleh para praktisi Reiki, yaitu berupa sensasi hangat atau dingin yang disertai dengan getaran-getaran halus.

Eksplorasi tentang Reiki sangat banyak ditulis, baik filosofi maupun aplikasinya. Tetapi di atas semuanya itu, Reiki hanyalah sebuah teknik. Kami tekankan disini bahwa pencarian jati diri manusia diawali dengan keyakinan. Keyakinan akan ke-Illahian Pencipta yang sebenarnya sejak dari lahir telah ditanamkan dalam benak kita. Keyakinan bahwa pasrah di dalam nama Allah adalah permulaan pengetahuan.

Baik pembaca maupun kami, penulis, mengerti bahwa satu tugas adanya kita di dunia, adalah untuk membuat kontribusi agar tercapai kesejahteraan manusia dan kebersamaan manusia. Sedemikian sehingga secara sadar, terungkap pengakuan kita akan kebesaran Illahi

Manusia dikaruniai tubuh yang ajaib. Sesuai dengan perintah Illahi, tugas manusia adalah untuk menemukan rahasia alam, semesta dan pribadi. Ini juga yang merupakan kewajiban dan alasan mengapa Ruh berulang kali harus belajar. Proses penyempurnaan Ruh adalah proses dua arah. Ruh kita bertanya dan mendengarkan Penciptanya tentang apa yang semestinya dilakukan dan sebaliknya, Allah berkenan untuk mendengar dan berbicara dengan kita. Jalur komunikasi dengan Khalik kita sebenarnya sudah ada. Doa, zikir, saat teduh, semuanya merupakan jalur komunikasi yang sudah kita kenal baik.

Rahasia teknik penguatan jalur komunikasi itu yang kami sebarkan sebagai Inti Reiki. Tetapi sekali lagi, Inti Reiki hanyalah sebuah teknik (penekanan itu kami gambarkan sebagai garis panah terputus-putus). Pada akhirnya kembali kepada keputusan Anda untuk mencari kebenaran menurut kehendak bebasnya.

Tuhan Pencipta Alam Semesta mengaruniakan kehendak bebas kepada manusia untuk mencari dan menemukan sampai tak terbatas rahasia alam. Maka selayaknya jika dalam proses pencarian itu, ucapan terimakasih selalu kita ucapkan. Bukan hanya kepada Ruh kita, atau entitas pada dimensi lain yang ikut membantu kita menuju ke kedewasaan ruh, tetapi, yang utama adalah ucapan terimakasih kepada Pencipta kita. Hanya dengan kemurahan-Nya segala pencarian ini bisa terjadi.

Jadi dapat kita lihat, Reiki adalah suatu teknik eksplorasi dimana hasil akhir yang diharapkan adalah: Pengakuan akan keagungan Tuhan dengan pemahaman dari sisi spiritual yang lebih luas.

Pengakuan sangat berpengaruh pada langkah manusia selanjutnya. Dengan pengakuan, tujuan utama telah ditentukan. Pengakuan ibarat sebuah fondasi. Dasar pengambilan setiap langkah dan merupakan dasar fokus kehidupan manusia. Tetapi sebuah akhir adalah juga sebuah awal. Pengakuan akan keagungan Allah membawa kita kepada penegasan akan iman dan percaya, demikian sebaliknya dan seterusnya.

Penegasan atau afirmasi yang berulang-ulang, jika dilakukan dengan kesungguhan, dan diarahkan ke alam bawah sadar, akan memperkuat dan menspiritualkan kesadaran kita.

Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bukan melulu pikiran secara sadar, tetapi juga bawah sadar. Untuk menuju kesempurnaan hidup, termasuk didalamnya adalah kesembuhan mental dan emosi, kita harus menguraikan dan menemukan akar pahit dari konflik bawah sadar kita. Pengeliminasian bibit negatif diperlukan untuk membuat penegasan atau afirmasi yang kita lakukan menjadi berguna.

Afirmasi hanya langkah awal dari suatu proses pembenahan diri. Syarat mutlak dalam sebuah penggunaan afirmasi adalah Berdoa. Doa yang benar adalah doa yang aktif.

Doa sebelum aktivitas merupakan permintaan kepada Illahi Tetapi doa sesudah aktivitas merupakan doa efektif yang tidak pernah pasif, doa yang penuh dengan keyakinan, matang dalam penegasan. Doa yang penuh dengan ucap syukur, karena kita sudah mengalami penyertaan dan kemurah hatian Allah.

Karena input baru dari setiap proses iterasi atau pengulangan proses afirmasi-pengakuan itu diharapkan sesuai dengan dasar eksplorasi, dan menambah keyakinan terhadap percaya dan agama, maka iterasi atau proses pengulangan berikutnya akan maju selangkah lagi dengan lebih mantap. Semua agama dan kepercayaan menekankan pentingnya pengakuan kepada Alllaahnya dan mengharamkan umatnya berpaling kepada illah lain. Maka kebiasaan memulai dan mengakhiri dalam doa ini juga yang merupakan tahap penyelarasan (attunement) permanen dengan Illahi Mengapa? Karena di atas segala upaya manusia untuk mencapai kesempurnaan, terdapat sang Khalik yang menuntut ciptaanNya untuk secara tulus dan terbuka mengakui keagungan Pencipta.

REIKI dan MORALITAS AGAMA: Suatu tinjauan Filsafat (1)

LATAR BELAKANG

Esensi dari filsafat adalah mencari kebenaran. Demikian pula Reiki. Moralitas agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu". Kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara keduanya, akan tetapi kita akan melihat apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain. Meskipun filsafat dan ilmu mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu. Demikian pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran. Bagaimana kajian filosofis antara Reiki sebagai ilmu dan moralitas agama akan diperlihatkan sebagai berikut.

APAKAH REIKI ITU?

Fenomena masyarakat moderen saat ini adalah lahirnya sebuah kesadaran yang disebut sebagai kesadaran “back to nature”. Gerakan ini adalah sebuah gerakan masyarakat yang menyadari kekuatan alami dalam hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Bahkan, gerakan ini telah menjadi semacam gaya hidup “baru” bagi masyarakat moderen barat dan telah merambah ke timur. Gaya hidup yang lebih pada keselarasan tubuh (body), pikiran (mind) dan Roh (soul) yang memiliki kekuatan koneksitas untuk menyeimbangkan diri. Sebut saja minat masyarakat barat terhadap meditasi, yoga, aura, Reiki yang mengandalkan kekuatan energi dan pikiran semakin diminati. Berbagai penelitian tentang peran Emotional Metabolism juga mewarani wacana tentang kemampuan mind terhadap perilaku sehat. Perspektif baru dunia spiritual yang berkaitan dengan emosional metabolisme pun kini telah menjadi sebuah kesadaran baru dalam beragama. Munculnya gerakan-gerakan semacam New Age yang lahir dan menjadi wacana di akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an dan terus menjadi perbincangan masyarakat Eropa dan Amerika sampai saat ini, sebagai “gerakan sadar diri” (self-conscius movement). Visi transformasi New Age berpijak dari “transformasi personal” kearah transformasi sosial”. Dan diantara berbagai gerakannya, diantaranya adalah gerakan kesehatan holistik (The Holistik Health Movement) yang begitu fenomenal dalam skala global. Pemahaman baru tentang body, mind and soul sedang terus terbangun dalam kesadaran masyarakat moderen. Reiki berkembang seiring dengan bangkitnya kesadaraan baru manusia untuk kembali ke alam.

Menurut Riko Rahardian (Divine Spirit through Essentian Reiki, 2002), kata Reiki, terdiri dari dua huruf Kanji dalam bahasa Jepang, yaitu Kanji Rei dan Ki. Kanji Rei menurut kamus Kojien (Kamus besar bahasa Jepang) mengandung beberapa makna, diantaranya adalah 1.Substansi spiritual yang keberadaannya bisa di dalam maupun terpisah dari suatu jasad dan 2. Suatu kekuatan misterius, yang tidak terlihat oleh mata dan tidak dapat diukur. Sedang Kanji Ki mengandung banyak sekali makna, dintaranya adalah: “suatu substansi yang mengisi alam semesta, dan dianggap sebagai dasar pembentuk alam semesta”. Makna lainnya adalah “energi yang menjadi penggerak/motor kehidupan, sumber kehidupan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Reiki memiliki makna “energi vital kehidupan yang ada di alam semesta yang berasal dari kekuatan yang Maha Kuasa/Illahi” . Para ahli sering menyebut Reiki sebagai The Universal Life Force Energy. (TULFE). Bahkan ada yang berpendapat bahwa, kata Rei dapat diterjemahkan secara tepat menjadi 'Pencapaian Kemantapan Tertinggi"

Umumnya, Reiki adalah suatu cara penyembuhan alamiah berdasarkan penggunaan tenaga kehidupan alam semesta yang mengalir melalui titik energi praktisi Reiki, yang bertindak sebagai saluran Reiki, ke tubuh pasien yang memerlukan penyembuhan.

MORALITAS AGAMA

Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian pula Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu" berdasarkan prinsip-prinsip moralitasnya sendiri. Bahkan pada awal pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah moral. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari” dan bukan sebaliknya seperti yang diajarkan oleh ajaran agama (saat itu), maka timbulah interaksi anatara Ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik.

Dalam makalah ini, nilai-nilai moral agama yang dimaksud adalah kepasrahan total terhadap keagungan Ilahi (yang ada dalam setiap agama). Oleh sebab itu, dalam artikel ini kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara Reiki dan Morlitas Agama, akan tetapi kita akan melihat dari tiga aspek filsafat, yaitu Ontologis (apanya), Epistemologis (Metoda melaksanakannya) dan Axiologis (Kegiatannya apa). Lalu apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain?

ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DI KAJI

Reiki merupakan tradisi spiritual yang berasal dari pusat-pusat spiritual pada ribuan tahun silam (Tibet, Mesir, India, Cina, Lemuria, Atlantis). Tentu saja teknik ini belum dinamakan dengan Reiki, karena Reiki merupakan nama modern setelah teknik ini diketemukan kembali oleh Master Mikao Usui.

Walaupun dikatakan bahwa teknik sejenis Reiki terdapat hampir di seluruh pusat-pusat spiritual kuno, akan tetapi Reiki modern lebih dekat dengan tradisi energi esoteris yang pernah ada di dataran Tibet kuno.

Sekitar 2500 tahun sebelum Masehi, teknik Reiki pernah didokumentasikan oleh para biarawan di atas sutra-sutra suci. Akan tetapi mengingat bahwa teknik ini merupakan teknik yang dianggap "rahasia", maka secara perlahan sejalan dengan waktu teknik ini mulai "hilang" dan dilupakan dalam kebudayaan manusia pada jaman berikutnya. Sampai pada akhir abad ke-19, seorang bangsa Jepang yang bernama Mikao Usui berhasil "menggali" kembali teknik kuno ini setelah melalui perjalanan yang sangat panjang. Bahkan Mikao Usui berhasil menciptakan sistem dimana Reiki ini akhirnya dapat diturunkan & diajarkan kepada orang lain. Dalam sejarah perkembangan Reiki, tercatat berbagai versi yang beredar di sekitar kisah Mikao Usui. Secara garis besar terdapat 2 kelompok versi yang sangat berbeda, yaitu versi barat (western) dan versi timur (eastern).

Walaupun terdapat 2 versi yang berbeda, akan tetapi hendaknya hal ini tidak perlu terlalu diperdebatkan, karena hal ini tidaklah menyangkut esensi Reiki secara keseluruhan sebagai energi yang diberikan Illahi bagi umat manusia.

Sebagai suatu catatan bagi praktisi, di awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa Energi Reiki merupakan teknik esoteris energi yang terdapat di berbagai pusat-pusat spiritual kuno. Oleh karena itu hendaknya para praktisi tidak perlu terlalu heran jika di beberapa kawasan termasuk di Nusantara ini mungkin diketemukan fenomena teknik esoteris yang menghasilkan vibrasi energi yang sangat mirip dengan Reiki, walaupun mungkin mempergunakan ritual yang sangat berbeda dalam memperolehnya. Reiki merupakan suatu teknik spiritual untuk menyerap energi alam semesta ini dan menyalurkannya kembali untuk berbagai keperluan, antara lain untuk penyembuhan berbagai penyakit fisik, mental, dan emosional. Teknik Reiki merupakan kemampuan dasar umat manusia. Bahkan pada literatur barat dikatakan bahwa kemampuan Reiki telah terpetakan dalam kode genetik manusia (DNA) sejak ia dilahirkan. 

SINOPSI BUKU "THE OPENING: PINTU PENCERAHAN"

 

Banyak definisi tentang pencerahan/enlightenment yang berkembang dimasyarakat, salah satunya Immanuel Kant. Kant memberi definisi pencerahan sebagai: keluarnya manusia dari ketidakmatangan yang diciptakannya sendiri. Sedangkan ketidakmatangan adalah ketidakmampuan seseorang menggunakan akal-pikirannya tanpa bantuan orang lain. Ketidakmatangan semacam ini terjadi bukan karena kurangnya daya pikir, tetapi karena kurangnya determinasi dan keberanian menggunakan pemahaman sendiri. Motto pencerahan, dengan demikian, adalah Sapere aude! Beranilah menggunakan pemahaman sendiri! (Kant, What is Enlightenment?, 1990).

Definisi Kant menganggap pencerahan bukan semata-mata kondisi intelektual di mana seseorang merasa terbebaskan berpikir dan bertindak, tetapi yang terpenting adalah bahwa pencerahan itu berarti kematangan berpikir dan sanggup melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang dimaksud “bantuan orang lain” di sini adalah penggunaan otoritas luar secara berlebihan sehingga menghalangi seseorang berpikir independen. Inti pencerahan bukanlah pemikiran itu sendiri, tetapi bagaimana seseorang berani menggunakan akal-pikirannya (sapere aude!).

Pendapat lain mendefinisikan Pencerahan sebagai suatu pengalaman yang dipicu oleh stimulus dari luar kemudian terjadi proses kematangan kesadaran akan kebenaran, pemahaman nyata, perbaikan diri, adanya sesuatu yang agung/luarbiasa/diluar nalar dan logika yang menimbulkan perbaikan diri dan terbukanya pola pikir dan bertindak yang baru akan konsep diri, hidup, Ketuhanan, lingkungan dan universal yang bersifat mikrokosmos dan makrokosmos.

Seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah, pilihan, kebimbangan dan keraguan yang membawa diri kita pada suatu dilema dan mempertanyakan mengapa semua masalah, pilihan, kebimbangan, keraguan ini terjadi pada diri kita? Bahkan ada pertanyaan siapakah yang mengatur semua kejadian (misal, kita tidak pernah meminta jadi pria/wanita) dan rahasia alam ini? Atau belum adanya pemahaman dan kesadaran atas konsep kepasrahan serta keikhlasan diri pribadi yang sering menimbulkan keresahan, ego, emosi negatif dan konflik diri.

Beberapa pemahaman yang berdasarkan ritual, turun temurun atau tradisi, ataupun suatu dogma membawa kepada suatu perubahan pada pola berpikir yang kini mulai banyak dipertanyakan, mulai berani dikupas, di ulas dalam berbagai tulisan, diskusi kelompok maupun dalam berbagai seminar. Semua ini merupakan cerminan adanya suatu perubahan pola pikir dan pemahaman baru yang boleh dibilang sebagai suatu pencerahan.

Jadi pencerahan disini bisa diartikan sebagai munculnya: kesadaran baru, pemahaman baru, pengertian baru, menjadi manusia baru, cara pandang baru ataupun suatu perubahan mendasar dari cara-cara lama ke cara pandang dan pemahaman baru yang bersifat membangun /memberi suatu pelajaran (instructive).

Dalam dunia yang makin kompleks, banyak orang mulai berani mengekspesikan kerinduan mereka, untuk mendapatkan pengertian yang lebih bermaksana tentang Tuhan. Pencerahan/enlightenment menjadi isu yang banyak dibicarakan dan dikejar karena munculnya realitas baru dalam tatanan sosial masyarakat. Masyarakat mulai sadar intuisi, arti keberagaman, peningkatan spiritual, kesadaran pribadi dan hukum universal. Kesadaran tentang diri pribadi sebagai manusia yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan spiritualnya, kesadaran akan ke-Esaan Tuhan dan realitas alam semesta beserta semua rahasiaNya, kesadaran akan peningkatan pengetahuan dan semua hukum universal yang membawa manusia kepada pencerahan.

Melalui pengetahuan yang terus berkembang: banyak hal, tradisi, dogma-dogma, realitas spiritual, rahasia alam semesta dan universal mulai terkuak atau terbuka baik melalui seminar-seminar, forum diskusi, meditasi ataupun pengalaman nyata. Semua hal yang dulunya terselubungi menjadi lebih jelas dan terbuka. Manusia mulai membangkitkan pengetahuan dirinya untuk menggunakan nalar dan akal bebasnya sehingga mendapatkan suatu pemahaman baru yang terbebas dari intervensi pihak lain.

Buku ini menawarkan pintu-pintu yang lebih langsung untuk pencerahan. Bab 2, memaparkan tahap-tahap pencerahan, disini kami jelaskan kriteria diri dan konsep pemahaman mengenai Tuhan dari tiap tahapan pencerahan.

Bab 3, merupakan gambaran umum dari orang yang belum tercerahkan.

Bab 4, merupakan uraian panjang dan dalam mengenai model empat (elemen) diri dari manusia. Juga kaitannya dengan berbagai istilah seperti Cakra, Ego, mati, hidup setelah mati, past lives, reinkarnasi, nyawa/jiwa, O.B.E (out of body experience), Ruh/arwah, soul/spirit dan inti diri. Model ini merupakan penghargaan kami bagi manusia dan bagian penting sebagai fondasi dari seluruh ‘pintu’ yang disampaikan pada bab-bab selanjutnya.

Bab 5, kami menyuguhkan bagaimana dan proses yang harus dilalui dan dilakukan guna menuju pencerahan yang diharapkan. Bab ini, menguraikan model manusia dengan empat diri (pikiran, mental, jasad dan Ruh/spirit). Kemudian penggunaan analisa SWOT sederhana untuk mengetahui dan mengakui, berbagai kekuatan dan kelemahan dari empat diri serta mengidentifikasi peluang dan hambatan eksternal dalam usaha mendapatkan pencerahan.

Bab 6, setelah berbagai aspek kendala diidentifikasi, diuraikan berbagai pintu, untuk mengatasi berbagai kelemahan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan diri dan peluang eksternal. Tentunya diuraikan menurut empat model empat diri manusia. Disinilah latihan demi latihan diuraikan secara rinci.

Bab 7, Dijelaskan pencerahan dalam diri pribadi dapat diawali dengan munculnya kesadaran akan misi hidup di dunia saat ini. Terutama kaitanya dengan manusia lainnya (masyarakat). Bab ini juga menjelaskan bagaimana kita harus konsisten dengan Misi Pribadi bagian dari pencerahan selanjutnya.

Bab 8, merupakan uraian mengenai Tuhan dan pintu-pintu yang dapat digunakan. Memahami ciptaanNYA dan memahami hukumNYA adalah pintu utama dalam mengenal Tuhan. Bab “Bertemu Tuhan” adalah pintu terakhir yang akan di buka oleh Anda.

Mulai bab 6, diberikan pintu-pintu (teknik) untuk membantu dalam pencarian berbagai problem dalam pencerahan berikut jawabannya. Pintu-pintu ini universal dan dikemas dalam pendekatan komunikasi spiritual. Jika dipraktekan secara baik dan perlahan, akan memberikan jawaban dan pengalaman yang bertambah dalam perjalanan mengenal Tuhan.

Pembaca yang memulai perjalanan ini, dinasehati agar mempersiapkan diri terhadap pengalaman-pengalaman mujizat yang menakjubkan. Batin Anda akan terpana dan terimalah ini sebagai pengalaman spiritual yang memang ditujukan hanya bagi diri Anda sendiri. Untuk itu, lakukanlah evaluasi setelahnya dan berlakulah biijak dalam sharing dengan segala pihak. Lakukanlah dengan tujuan agar terjaga keseimbangan dan keharmonisan. Terutama dengan keluarga dan lingkungan terdekat Anda.

Akhirnya, setelah Anda berkali-kali tercerahkan, Anda akan lebih luas dalam pengetahuan spiritual. Anda akan menjadi arsitek bagi pemikiran Anda sendiri dan tanpa kendala lagi, Anda bisa menemukan dan menghadirkan Tuhan yang ada di dalam diri, Tuhan yang ada di mana-mana.

TAHAP PENGEMBANGAN DIRI

 
1. Pembinaan diri (pencarian pengetahuan, energi dan kepekaan)
2. Muncul gesekan/konflik dgn diri , keluarga
    dan lingkungan
3. Kemudian kamu melakukan sesuatu
4. Sehingga penjadi “dewa penolong” di kesempatan pertama, sendiri
5. Akhirnya didalam kebersamaan, kita bisa melakukan reformasi sosial kesetiap lapisan
6. Merombak struktur sosial untuk bertemu dan bersatu dengan Ilahi .

PEDOMAN HIDUP

 

•Hidup kamu dengan Hidup orang seluruhnya yang berada di alam semesta harus kamu cintai, hidup manusia yang berada di alam semesta harus saling mencintai jangan dipisahkan, harus hidup bersama di alam semesta.

•Hidup-nya umat seluruhnya yang berada di alam semesta harus menyembah kepada Allah Yang Maha Kuasa

•Kamu seluruhnya harus percaya kepada kepercayaan umat masing-masing yang berada di alam semesta.

•Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri

•Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan

•Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu

•Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati

•Kesalahan terutama manusia adalah mencampakan dirinya

•Dosa terutama manusia adalah menipu dirinya sendiri

•Sifat manusia yang terkasih adalah rasa rendah diri

•Sifat manusia yang dapat dipuji adalah semangat keuletannya

•Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan

•Harta terutama manusia adalah kesehatan

•Hutang terbesar manusia adalah hutang budi

•Hadiah terutama manusia adalah lapang dada dan mau memaafkan

•Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan

•Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal

•Kedamaian manusia dan keberuntungan adalah yang bisa meninggalkan sirik, pidik, jail, kaniaya dan dengki

CHATTING DENGAN TUHAN

 

TUHAN : Kamu memanggilku ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. AKU mendengar doamu. Jadi AKU ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

 TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

 AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun.Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

 TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapi Produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, Produktifitas membebaskan waktu.

 AKU : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghidarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan TUHAN mengajakku chatting seperti ini.

 TUHAN : AKU ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, AKU ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

 AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

 TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.

 AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

 TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

 AKU:Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

 TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

 AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

 TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.

 AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

 TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

 AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

 TUHAN : Ya iyalah,...... Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru berpengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

 AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

 TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons (to) Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

 AKU : Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...

 TUHAN: Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

 AKU : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

 TUHAN: Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan dan misi perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain bekejaran dengan waktu.

 AKU : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

 TUHAN: Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung, yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

 AKU : Apa yang menarik dari manusia?

 TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus AKU?". Jika

mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus AKU?".

 AKU : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

 TUHAN : Jangan hanya mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukan hanya proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

 AKU : Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

 TUHAN : Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Terimalah. Yang sdh terjadi namanaya takdir. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa tAKUt. Buatlah permintaan baru.

 AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doAKU tidak dijawab.

 TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU : Terima Kasih TUHAN atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa tAKUt. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padAKU. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN : Berpikirlah positif, Kamu, dia dan dunia Akan Tersenyum

TUHAN : has signed out.

Selasa, 13 Agustus 2019

CAKRA² BUMI dan GERBANG / Portal ke DIMENSI LAIN



Ada tempat-tempat suci di seluruh bumi; Sebenarnya, semua dia suci. Sama seperti tubuh dan energi yang mengelilingi mereka, Ibu Bumi juga memiliki aura.
Lapisan pertama aura yang mengelilingi tubuh fisik kita disebut tubuh eterik. Lapisan ini terlihat seperti menetas silang atau seperti jaringan tenunan erat di sekitar bentuk tubuh kita. Tubuh eterik seperti template atau cetak biru bentuk fisik; Ini memegang semua informasi tentang bagaimana membuat tubuh fisik selama masa hidup ini. Di dalam tubuh eterik, di bagian depan dan belakang, ada tujuh chakra utama, atau pembangkit listrik, yang mengubah prana, energi yang mengelilingi kita, menjadi energi yang akhirnya dapat digunakan tubuh kita.
Agama-agama Timur Jauh semua tahu tentang pusat-pusat pengubah energi ini. Sebenarnya, sistem akupunktur tidak hanya mengenali pusat chakra utama tapi juga yang sekunder. Tubuh eterik kita seperti jaringan listrik yang penuh dengan pembangkit listrik yang terus-menerus mengisap prana. Chakra memiliki bilah seperti baling-baling, atau kelopak bunga, yang berputar dan berputar searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Pergerakan baling-baling ini menggerakkan Sungai Kehidupan (sup kosmik, jika Anda mau), dan partikel-partikel sub-molekul ditarik ke chakra dimana terjemahan dan perubahan terjadi.
Energi bisa diubah tapi tidak bisa dihancurkan, dan tugas chakra adalah menciptakan proses transformatif yang bisa memberi makan tidak hanya tubuh fisik melalui kelenjar endokrin dan saraf tapi juga sisa lapisan aura. Gerakan berputar menciptakan pusaran energi. Chakra yang lebih kecil terletak di telapak tangan, telapak kaki, lutut, bahu dan sebagainya, dan mereka berputar dan berputar juga. Jadi tubuh manusia secara harfiah adalah vortex berjalan.

https://www.youtube.com/watch?v=baU4qYU0Tkk

Sabtu, 20 Juli 2019

INTIReiki (French)

IINTIReiki, depuis 2003, propose le "Nouveau concept de Reiki" qui associe les techniques suivantes: Reiki, Mind Power,  Neuroscience, Hypnothérapie, Quantum, Soufisme, LOA, Yoga, Kundalini et techniques de NLP. 
 Contrairement aux autres techniques de Reiki, le INTIReiki  n'utilise pas le SYMBOLE DE REIKI et, après une formation de base,  vous pourrez accéder à l'énergie de l'univers qui peut être utilisée à des fins quotidiennes, telles que la guérison personnelle, 
 la guérison des autres, la guérison de groupe, même guérison à distance!

Jumat, 19 Juli 2019

VISUALISASI (BAGIAN 2)


Apakah visualisasi selalu berhasil? Tentu tidak, ada empat prasyarat visualisasi yang harus dipenuhi agar berhasil, yaitu:
  • Anda harus relaks (gelombang otak: alfa atau theta)
  • Anda harus yakin seakan-akan telah terjadi - 100 persen
  • Anda harus rinci - 100 persen
  • Anda harus fokus - 100 persen

Untuk mencapai tingkat optimal dalam visualisasi, berikut ini adalah beberapa latihan yang dapat Anda coba. Pilihlah latihan yang cocok untuk Anda, atau Anda kembangkan sendiri latihannya secara kreatif berdasarkan latihan ini.

Syarat visualisasi yang optimal:
  • Memiliki tujuan/out put yang diinginkan
  • Relaksasi
  • Ciptakan suatu situasi dengan rinci (menggunakan pendekatan seluruh panca indera) seperti yang diinginkan.
  • Pusatkan pikiran pada gambaran/citra yang sudah kita ciptakan tanpa ada perasaan sedang berusaha keras (relaks, pasrah).
  • Berikan pernyataan positif (afirmasi) atas citra yang kita buat.
Contoh latihan visualisasi: 

1.Latihan visualisasi ini bertujuan untuk lebih mengenal diri dan memasuki alfa stage dengan mudah.

Langkah-langkah:
  • Posisi duduk tegak
  • Lihat diri Anda di depan kaca. Bila mungkin kaca yang setinggi badan Anda
  • Lihat dengan rinci, lalu tutup mata. Bayangkan lagi wajah dan tubuh Anda dengan rinci (warna, ukuran, sensasi, aroma)
  • Lakukan relaksasi dengan menghitung mundur 7-1, tiap hitungan membuat Anda semakin relaks.
  • Kemudian Anda “lihat lagi” (bayangkan) diri Anda sendiri.[1]
  • Lihat diri Anda dari depan-belakang-atas, lengkap dengan pakaian yang Anda pakai saat ini.
  • Ulangi hingga Anda yakin bisa melihat diri Anda dengan rinci,
  • Lalu hitung maju 1-7 dan pada hitungan ke tujuh, izinkan Anda terjaga kembali dengan perasaan segar, ringan, lebih gembira.
  • Senyum dan bukalah mata untuk selangkah lebih maju dari sebelumnya.
2.Latihan memperbesar diri:
Latihan ini bertujuan untuk memperbesar tubuh astral dan tubuh eterik Anda. Digunakan untuk meningkatkan enerji dan aura Anda.
Langkah-langkah:
  • Posisi duduk tegak.
  • Lakukan relaksasi dan masuki  taraf gelombang otak, minimal alfa stage:
  • Lihat diri Anda yang sedang bersila (posisi terserah pada Anda) seperti latihan 1.
  • Bayangkan tubuh Anda yang di kelilingi aura makin besar, besarnya tubuh dan aura melebihi ruangan Anda sekarang, berlanjut melebihi rumah Anda, melebihi kota Anda sampai melebihi Indonesia dan melebihi dunia Anda
  • Bayangkan dan rasakan Anda bersila di atas bola dunia
  • Lalu kecilkan tubuh Anda kembali seperti semula dengan menyusut perlahan-lahaan seperti waktu membesar dan izinkan Anda terjaga kembali dengan perasaan segar, ringan, lebih gembira
  • Senyum dan bukalah mata untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.Dalam teknik penyembuhan, Anda bisa memvisualisasi sebaliknya: Lever bengkak menjadi kecil dan normal, Ginjal bengkak menjadi kecil dan normal, Tekanan darah yang tinggi, bisa di visualisasikan angka di Tensi meter yang mengukurnya menjadi turun dan normal.   Bayangkan juga Anda sehat dan sedang berjalan keluar rumah sakit.



[1]Dapat juga Anda bayangkan diri Anda yang sedang langsing, sedang sehat, sedang beraktifitas yang Anda inginkan.

VISUALISASI

Teknik INTIReiki juga memerlukan visualisasi atau bahasa sederhananya: membayangkan, misalnya pada pengisian IR pada tomat, pengiriman enerji jarak jauh, penyembuhan atau aktualisasi diri. Einstein pernah mengatakan, :” Imagination is more important than knowledge. Imagination is everything. It is the preview of life’s coming attraction.” [1]

Untuk itu Anda harus menguasai teknik visualisasi terlebih dahulu. Pikiran adalah enerji. Pikiran adalah enerji yang mudah bergerak, terbentuk secara spontan dalam otak. Proses penciptaan selalu dimulai dalam bentuk pikiran, dilanjutkan dalam perwujudan atau manifestasi. Visualisasi/membayangkan adalah pengungkapan gagasan atau pikiran yang disimpan dalam memori kita. Para pakar pikiran mengatakan, kekuatan membayangkan adalah kuadrat dari kekuatan kehendak (will power) atau Imagination = Will Power[2] Jadi, setiap kali imajinasi konflik dengan kehendak, imajinasi pasti selalu menang.

Visualisasi telah dilakukan dalam berbagai karya besar manusia. Coba visualisasi/bayangkan, misalkan saat ini Anda adalah seorang Insinyur yang akan membuat gedung pencakar langit 300 tingkat. Apa yang akan Anda    lakukan pertama kali? Mungkin pembaca ada yang menjawab: “Buat fondasi!” Jika itu pilihan jawaban pertama Anda,  Anda kurang cermat.

Menurut saya, jawaban  adalah membuat gambar! Lalu proses apa yang ia lakukan dalam membuat gambar? Tentunya: Visualisasi.  Jadi apapun yang ingin di ciptakan, awal mulanya adalah visualisasi yang muncul dalam bentuk gambar. Leonardo da Vinci telah menggambar konsep model parasut sejak 500 tahun yang lalu. Pada masanya, konsep parasut tidak bisa dibuktikan. Baru pada abad 20 konsepnya bisa dicoba dan terbukti benar. Dalam legenda di Sumatera barat; Malin Kundangpun, sang ibu berimajinasi anaknya menjadi batu. Lalu terjadilah. Atau legenda Tangkuban Parahu di Jawa Barat. Walau cuma legenda, tapi kisahnya menunjukkan  sudah ada pikiran dan muatan visualisasi. Semuanya padat dengan visualisasi sesuai pengetahuan yang bersangkutan, pada jamannya. Didalam keseharian, visualisasi sering digunakan tanpa sadar, kebanyakan untuk hal yang negatif, seperti sering kita dengar seorang ibu meneriakan kalimat: ”Awas, jangan naik ke pohon, nanti jatuh” pada anaknya. Secara tidak sadar ia membayangkan sesuatu yang tidak diinginkan.

  • Anda harus relaks (gelombang otak: alfa atau theta)
  • Anda harus yakin seakan-akan telah terjadi - 100 persen
  • Anda harus rinci - 100 persen
  • Anda harus fokus - 100 persen
  • Memiliki tujuan/out put yang diinginkan
  • Relaksasi
  • Ciptakan suatu situasi dengan rinci (menggunakan pendekatan seluruh panca indera) seperti yang diinginkan.
  • Pusatkan pikiran pada gambaran/citra yang sudah kita ciptakan tanpa ada perasaan sedang berusaha keras (relaks, pasrah).
  • Berikan pernyataan positif (afirmasi) atas citra yang kita buat.


Visualisasi adalah salah satu teknik dasar terpenting dalam IR. Seperti pengertiannya, dalam visualisasi kita memang harus membayangkan sesuatu. Apakah sesuatu itu? Sesuatu itu adalah: warna, teksture, simbol, irama musik, foto, aroma, rasa, suara, waktu, atmosfer, temperatur, suasana, perihal, apapun kejadian apa yang kita inginkan terjadi. Jadi, visualisasi dapat kita definisikan sebagai: teknik mental dalam menggunakan imajinasi dan panca indera (penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, sensasi) Anda untuk menciptakan (citra) apa yang Anda inginkan secara mental.

Bagaimana visualisasi bisa berwujud? Prinsipnya sama dengan pada penggunaan bandul, yaitu pikiran menghasilkan enerji yang dapat menyebabkan bandul/pendulum bergerak. Pikiran dapat menciptakan sesuatu yang kita inginkan, karena pikiran merupakan enerji yang mudah bergerak dan terbentuk secara spontan.
Para ilmuwan berhasil membuktikan apa yang telah diajarkan oleh guru-guru spiritual dan mistis kepada kita selama berabad-abad: Kehidupan terdiri dari enerji dan kesadaran yang tak dapat dihancurkan; materi adalah ilusi dari pikiran-pikiran kita yang sebenarnya tidak hanya mempengaruhi dunia fisik, namun benar-benar menciptakan dunia fisik itu (Lihat kembali Bab-IV).

Jika Anda memeriksa tangan Anda dengan mikroskop, maka Anda akan melihat jutaan sel yang terpisah dan berdiri sendiri. Bahkan jika Anda melihat lebih dekat lagi setiap sel itu dengan menggunakan mikroskop elektron, maka Anda tidak akan menemukan materi yang solid kecuali sel itu sendiri; sel-sel itu terbuat dari atom-atom yang dikelilingi oleh ruang dalam jumlah yang banyak.

Bahkan jika Anda mau lebih jauh lagi memeriksa atom ini, Anda hanya menemukan lebih banyak ruang dan bahkan partikel-partikel sub-atomik yang lebih kecil yang disebut quark dan boson.

Fisika kwantum seperti unifield theory, String theory dan quantum field theory menjelaskan bahwa, kita sesungguhnya sebuah medan kesadaran, enerji dan informasi yang saling terhubung dalam ruang dan waktu.

Berdasarkan teori ini, pikiran dan tubuh yang tersusun dari sel-jaringan-organ bukanlah apa-apa, melainkan medan enerji yang terhubung.  Jika pikiran dan tubuh terbuat dari enerji yang sama, maka mereka adalah entitas yang sama tetapi di manisfestasikan berbeda. 

Kita adalah kesadaran-kesadaran murni enerji yang bergerak; kita sesungguhnya bukanlah mahluk fisik! Penemuan menakjub lainnya adalah: bila seseorang pengamat memfokuskan perhatiannya pada medan enerji ini, maka akan ditemukan adanya partikel-partikel yang memancarkan enerji. Kita secara harfiah menciptakan partikel cahaya atau sinar melalui proses penyerapan ini.

Ini bukti kuat untuk menyimpulkan bahwa pikiran-pikiran kita tidak hanya mempengaruhi dunia fisik, namun benar-benar membentuk dunia fisik ini.

Tidak semua orang bisa menerima hasil penelitian ini karena selama berabad-abad kita telah mempercayakan diri dan pengetahuan kita kepada prinsip mekanistik fisika dan biologi klasik dalam menjelaskan realitas kita. Jadi bila kita terima pengetahuan baru ini dan menggantikan pandangan lama tentang manusia, maka kita akan memahami diri kita sebagai pencipta-pencipta (kreator) dunia yang kita diami. Kita akan mampu memanfaatkan secara kontinu dan maksimal kekuatan kreatif dalam diri kita untuk mampu mewujudkan semua impian kehidupan kita.
Jadi bisa disimpulkan bahwa visualisasi/ membayangkan, merupakan teknik membentuk enerji sesuai ciptaan/keinginan kita dan diawali dengan relaksasi serta dikuatkan dengan afirmasi. Enerji apapun dapat kita bentuk melalui visualisasi, misalnya kita dapat memvisualisasikan enerji menjadi sebuah bola transparan sebesar rumah, borgol, Gips di kaki, tali sepatu, baju enerji, bakso, lumpia, jari besi, Superman, bika ambon, helm, naga, macan, musik, aroma, sensasi nyaman, alat injeksi, uang, mobil, rumah, jarum akupuntur, plester, cream, pasta gigi, roket canggih, bohlam besi atau apapun yang Anda mau.

Visualisasi juga merupakan dasar dari materialisasi, dengan asumsi bahwa proses penciptaan selalu dimulai dalam bentuk pikiran yang dilanjutkan dalam perwujudan atau manifestasi materi. Namun visualisasi juga memerlukan power. Oleh karena itu, dalam INTIReiki, power ini ditingkatkan untuk mendukung visualisasi kita hingga dapat mewujudkan apa yang kita inginkan.  Apakah visualisasi selalu berhasil? Tentu tidak, ada empat prasyarat visualisasi yang harus dipenuhi agar berhasil. (BERSAMBUNG)

[1] Albert Einstein, 1879-1955.
[2] Dikutip dari buku: Adi W.Gunawan. Kesalahan Fatal dalam Mengejar Impian, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2007. H:116.


New wesite

E-BOOK INTIREIKI 2023