Ego mewakili identitas diri kita seutuhnya. Ego tumbuh
bersamaan dengan kelahiran manusia. Merupakan Inti Diri. Adalah sebentuk
kesadaran yang dibutuhkan agar kita bisa berfungsi di alam ini, merupakan
bagian dari Yang Maha Sadar. ‘Kesadaran’ ini terpenjara dan berkembang dalam tubuh fisik, psiko, sosial, budaya lokal lalu
memunculkan diri anda saat ini.
Ego memiliki Selubung/hijab yang disebut emosi dan
pikiran. Emosi merupakan pengalaman rasa. Ketika seseorang mengatakan atau
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pribadi kita, makan emosi kita akan
meresponnya, biasanya diikuti dengan pikiran yang berhubungan dengan perkataan
tersebut, perubahan psikis dan juga hasrat untuk melakukan sesuatu. Ketika
pembantu anda menyuruh kita untuk menyapu rumah –misalnya-- mungkin kita merasa
marah dan berpikir,”Siapa sih dia, berani-beraninya menyuruh saya menyapu
rumah?” Psikis kita juga berubah, tensi anda mungkin mulai naik dan anda
merasakan adanya sebuah keinginan untuk memarahinya.
Selubung/hijab ini terbagi dua: 1.Selubung postif: secara
personal menghasilkan perasan yang menyenangkan. Apakah itu bangga, harapan,
kasih, atau suatu kelegaan. Juga pikiran positif, seperti: ide kebersamaan, memberi,
memaafkan, tolong menolong, unity, dsb. Selubung positif menghasilkan sesuatu
yang baik. Sebaliknya yang ke-2. Selubung/hijab negatif: seperti marah, iri,
dendam, ide pecah belah, persaingan, ide korupsi, secara personal menghasilkan
perasaan susah, putus asa, lonely, bahkan menimbulkan hasrat yang merusak dan
kematian.
Bila inti
kesadaran kita berhasil melampaui selubung negatif, akan mendapat kesucian diri
sebagai imbalannya.
Emosi negatif, selalu muncul/berasal dimasa lampau, entah
tadi – 5 menit yang lalu—atau 5 tahun yang lampau. Emosi kita menjadi berubah
ketika melihat dari sudut pandang masa lalu. Bayangkan diri anda ketika dilanda
emosi-emosi tersebut. Itukah Anda? Itukah sebenar-benarnya diri Anda? Jawabnya
bisa YA atau TIDAK! YA, karena memang Anda pernah marah, dan TIDAK, karena Anda
tahu juga itu bukan yang Anda mau selalu terjadi.
Ketika Anda memperhatikan masa lalu, kesadaran pikiran
murni Anda menjadi dominan. Sebaliknya, saat anda berakting dalam emosi negatif, ada kesadaran lain yang
bekerja. Itulah yang disebut EGO. Bagi ego, saat sekarang sulit dihadirkan. Hanya masa lampau dan masa
akan datanglah yang dianggap penting. Dalam sistem ego, pikiran menjadi tidak
berfungsi. Yang dipentingkan adalah menghidupkan masa lalu, karena tanpa masa
lalu – siapakah Anda?
Untuk membebaskannya saat sekarang, kuncinya adalah
membebaskan pikiran dari belenggu masa lampau dan akan datang dan fokus hanya
pada keadaan sekarang. Untuk lebih
jelasnya, coba ikuti pintu berikut ini.
Pintu kesadaran diri saat sekarang:
- Niat latihan
- Siapkan 1 kegiatan/momen
- Anda dapat mempraktekannya dengan memberikan perhatian
penuh pada kegiatan apapun. Misalkan, naik turun tangga, lupakan (sementara)
tujuan Anda naik/turun, tapi fokuskan pada langkah-langkah yang Anda lakukan,
pada setiap gerakan, bahkan juga nafas anda. Sadari penuh kehadiran Anda.
- Mungkin Anda jadi mau bergerak ‘slow motion’ untuk
merakannya, lakukanlah!
- Atau ketika Anda sedang mandi, fokuskan perhatian Anda ke
rasa yang berkaitan dengan kegiatan itu. Suara air, rasa aliran air, gerakan
tangan Anda, aroma sabun, dan seterusnya.
- Rasakan bagaimana Anda mengendalikan semuanya (rasa, penciuman, gerak, pendengaran, penglihatan,
juga pikiran Anda).
- Fokuskan pada rasa itu. Itulah kesadaran diri Anda.
- Rasakan lagi, besarkan rasa itu, lalu katakanlah (dalam hati):”Inilah Diriku!
Akulah raja atas tubuh dan pikiranku!”
- Kemudian bersyukurlah: “Yaa Tuhan, terima kasih atas
kesadaran ini”