INTIReiki, since 2003 has offered "Reiki new concept" which is a combination of: Reiki, Mind Power, Neuroscience, Hypnotherapy, Quantum, Sufism, LOA, Yoga, Kundalini and NLP techniques. Unlike other Reiki techniques, INTIReiki does not use REIKI SYMBOLS and after Basic Training, you will be able to access the universal energy that can be used for everyday purposes, such as preserving tomatoes for 1 month, healing, knowing your true nature, self protection and self defense.
Kamis, 27 Juli 2023
Senin, 24 Juli 2023
TANPA JUDUL
Rindu itu magnet hubungan
Gajian, magnet kekayaan
Olah raga, magnet kesehatan
Ibadah, magnet spiritual
Sabar, magnet ujian
HARI INI
Mungkin berbagai sensasi kita terima
namun, pasti salah satunya ada yang membuat kita tdk nyaman
apapun itu, terimalah dengan ikhlas
karena itu bagian dari Waktu lalu kita sendiri
entah di ingat atau tidak
tak ada akibat tanpa sebab - itu hukum Nya
dari Dia Yang Maha Adil...
hari ini………. kita makin mengenaliNya
setelah kenal, maka terimalah dgn ikhlas
ikhlas yang total (Surrender)
Tutup matamu….
beristirahatlah sejenak
mohon maaflah pada diri, atas ketidak nyamanan ini
sentuh bagian tubuhmu yang tidak nyaman
lalu minta maaflah, atas dirimu yg dulu pernah lalai
hari ini…..
lepaskanlah yg sudah berlalu
agar dirimu memiliki ruang baru
untuk pertumbuhan Jiwa
menuju CahayaNYA
Kamis, 20 Juli 2023
Senin, 10 Juli 2023
REIKI dan MORALITAS AGAMA Suatu tinjauan Filsafat (3)
Lanjutan (3)
EPISTEMOLOGI: CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN
Definisi operasional Reiki adalah: “Teknik dan Seni
sederhana untuk mengakses esensi energi halus alam semesta yang dapat digunakan
sehari-hari” Atau“Teknik dan Seni untuk mengakses esensi energi alam semesta
untuk kesempurnaan kehidupan”. Praktisi Reiki memperoleh kemampuan ini dari
seorang Reiki Master melalui suatu proses yang disebut Attunement atau
penyelarasan. Penyelarasan ini, menurut Rahardian (2005) dapat di ilustrasikan
sebagai proses penyelarasan antara antena dan sebuah TV baru. Jika kita menekan
tombol "on" sebuah TV baru, maka pada umumnya pertama kali TV
tersebut tidak langsung dapat "menampilan gambar", padahal di udara
sangat banyak frekwensi yang dipancarkan oleh pemancar-pemancar stasiun TV. Hal
ini disebabkan susunan atau setup dari TV tersebut sebagai penerima belum
sesuai untuk menerima frekuensi pemancar. Selanjutnya, jika kita mulai mengatur
antenna, menggeser-geser tombol tuningnya sampai tepat, maka kita dapat melihat
gambar dari stasiun TV yang kita inginkan.
Reiki merupakan teknik spiritual tingkat tinggi yang bersifat sangat unik. Seorang praktisi Reiki tidak membutuhkan konsentrasi untuk menyalurkan Reiki, selain rileksasi seperti meditasi dan kepasrahan total terhadap kuasa Tuhan YME sebagai pemilik tunggal dari energi alam semesta tersebut. Kepasrahan total ini merupakan bentuk keinginan untuk bekerja sama dengan alam semesta, sehingga energi yang akan mengalir menjadi deras, kuat, jernih dan tanpa batas. Dengan demikian wujud kekakuan, upaya pertahanan atau perlawanan dikatakan sebagai bertolak belakang dengan kepasrahan/penyerahan dan bahkan dapat dipandang sebagai upaya untuk menarik kekuatan negatif dari alam. Sebagai suatu teknik yang lebih mementingkan kepasrahan, maka Reiki merupakan teknik yang dengan mudah dapat dipelajari oleh siapapun yang memiliki kepasrahan, tanpa memperdulikan batasan usia, latar belakang keyakinan, atau latar belakang pengetahuan spiritual. Untuk menyalurkan Reiki, seorang praktisi cukup mengatakan: “Reiki on” untuk memulai menyalurkan energi dan menyebut: “Reiki Off” untuk mengakhiri penyaluran energi Reiki. Seorang praktisi Reiki bukanlah seorang penyembuh, melainkan seorang "channel" atau "penyalur" dari energi alam semesta. Kesembuhan sebenarnya hanyalah milik Tuhan Pencipta Alam Semesta semata.
AXIOLOGIS: NILAI KEGUNAAN ILMU
Sesuai dengan definisi operasional di atas, Reiki dapat
digunakan untuk setiap aspek kehidupan (tak terbatas). Bila diuraikan, dengan
mempelajari Reiki, sedikitnya ada sepuluh manfaat, yaitu;
1. Dalam Reiki, semua kegiatan diawali dengan afirmasi
untuk mengarahkan energi dan cahaya Reiki. Di atas afirmasi, selalu disebut
nama Tuhan. Jadi semakin sering IR digunakan, Anda jadi makin sering menyebut
dan mengingat nama Tuhan. Inilah konsep “keterhubungan” antara Manusia dan
PenciptaNya yang dikehendaki oleh konsep agama manapun di dunia.
2. Dengan makin seringnya digunakan konsep rileks,
pasrah, nrimo, no mind yang selalu menyertai prosedur Reiki, tubuh dan mental
Anda akan menjadi lebih bersih lebih sehat karena penyakit fisik dan penyakit
psikis menjadi sulit mempengaruhi emosi dan tubuh Anda.
3. Semakin sering Anda mengakses energi alam semesta,
selain tubuh Anda makin bersih, vibrasi energi dan cahaya Reiki akan
meningkatkan Pancaran Energi Roh Anda. Ini ibarat membuat jarum kompas, awalnya
jarum tidak bermagnet, tapi dengan digosok magnet, lama kelamaan jarum ini
menjadi bermagnet juga. Jadi prinsip: “Jika memberi, maka Anda akan menerima”
berlaku di sini.
4. Dari berbagai hasil yang Anda peroleh dengan Reiki,
Anda akan menyadari keterbatasaan diri Anda sebagai manusia sekaligus memahami
Kekuatan Ilahi yang luar biasa dan menakjubkan.
5. Penggunaan Reiki dalam meditasi; Gerak Pribadi, Simbol
pribadi dan Misi Pribadi akan membawa Anda ‘menemukan hal baru’ dan mendapatkan
‘cara tahu baru’ yang akan meningkatkan pengetahuan Anda mengenai: Diri
Pribadi, Roh ataupun berbagai Aspek Ketuhanan.
6. Energi dan cahaya Reiki dapat memanfaatkan berbagai
media yang berfungsi aktif untuk penyimpanan atau penyaluran energi. Media ini
bisa bermacam-macam. Bisa berupa kristal untuk membantu penyembuhan, atau
lotion yang telah diisi energi dan cahaya Reiki untuk menurunkan berat badan
anda.
7. Penyembuhan dengan Reiki dapat melengkapi aspek
penyembuhan metoda pengobatan lainnya, karena energi dan cahaya Reiki bisa
dimasukan keberbagai media pengobatan seperti, obat-obatan, alat kesehatan,
bahan habis pakai atau langsung ke tubuh pasien. Jadi energi dan cahaya Reiki
dapat diaplikasikan pada semua perangkat penyembuhan metoda apapun ataupun
penyakit apapun.
8. Untuk materialisasi, dengan mengafirmasikan dan
memvisualisasikan apa yang Anda inginkan dalam bentuk materi. Namun harus
diingat, materialisasi ini harus menganut realitas yang ada pada diri anda,
tidak mengada-ada. Misalnya, jika Anda menginginkan mempunyai sebuah rumah atau
mobil, sesuaikan keinginan Anda dengan kemampuan yang Anda miliki dan beri
waktu agar afirmasi dan visualisasi Anda dapat bekerja, misalnya dalam jangka
waktu 1 atau 2 tahun. Jika tidak sesuai dengan kondisi Anda, dikhawatirkan
hasilnya akan mempunyai dampak yang buruk atau menimbulkan kerugian bagi sisi
kehidupan Anda yang lainnya.
9. Saat sinkronisasi dengan Reiki Master, hal ini
sesungguhnya manifestasi dari konsep gotong royong dan kepemimpinan. Jadi
metoda Sinkronisasi dan penyatuan Energi dan cahaya Reiki, yang biasa digunakan
untuk penyembuhan massal atau attunement, menggambarkan konsep hidup sempurna
yang diperlukan dalam bermasyarakat dan berbangsa.
10. Dengan makin meningkatnya kemampuan indera batin dan pembersihan Cakra jantung Anda juga penyebutkan nama Tuhan saat afirmasi, Emotional Qutient (Kecerdasan Emosi) dan Spiritual Quotient (Kecerdasan Spiritual) Anda otomatis akan meningkat.
PENUTUP
Reiki adalah salah satu bentuk visi transformasi New Age
berpijak dari “transformasi personal” kearah transformasi sosial. Reiki
merupakan salah satu gerakan kesehatan holistik (The Holistik Health Movement)
yang begitu fenomenal dalam skala global di akhir abad ini.
Telah dibahas ilmu Reiki dan moralitas agama dalam tiga
aspek filsafat, yaitu Ontologis (apanya), Epistemologis (Metoda
melaksanakannya) dan Axiologis (Kegiatannya apa). Hasil pembahasan
memperlihatkan keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, bahkan dapat
bekerja sama erat karena keduanya bermuara pemberdayaan diri dan kepada
peningkatan kesadaran akan keagungan Ilahi yang lebuh luas, baik secara fisik,
pemikiran dan Roh.
REIKI dan MORALITAS AGAMA Suatu tinjauan Filsafat (2)
Lanjutan (2)
Akan tetapi peradaban dan spiritualitas manusia modern
yang menyebabkan kemampuan ini seakan-akan "tertidur".
Melalui suatu proses yang sangat sederhana yang disebut
dengan Attunement, maka kemampuan Reiki seseorang dapat dibangkitkan kembali.
Attunement ini hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang disebut dengan Reiki
Master.
Secara sederhana, Attunement dapat digambarkan sebagai
proses penyelarasan energi seseorang terhadap pusat energi alam semesta.
Seseorang yang telah mendapatkan Attunement Reiki, maka berarti ia memiliki
hubungan permanen dengan alam semesta (universal), oleh karena itu dengan cara yang
sangat sederhana pula ia dapat menyerap energi alam semesta dan mengeluarkannya
kembali untuk berbagai kebutuhan. Energi alam semesta ini (selanjutnya disebut
dengan energi Reiki) akan masuk melalui Cakra Mahkota (suatu gerbang energi
yang terletak di daerah ubun-ubun kepala), mengalir melalui jalur-jalur eterik
yang terdapat di tubuh, dan akhirnya dikeluarkan kembali melalui Cakra
(misalnya cakra telapak tangan, cakra Ajna, dll).
Energi Reiki ini sangat nyata dapat dirasakan oleh para
praktisi Reiki, yaitu berupa sensasi hangat atau dingin yang disertai dengan
getaran-getaran halus.
Eksplorasi tentang Reiki sangat banyak ditulis, baik
filosofi maupun aplikasinya. Tetapi di atas semuanya itu, Reiki hanyalah sebuah
teknik. Kami tekankan disini bahwa pencarian jati diri manusia diawali dengan
keyakinan. Keyakinan akan ke-Illahian Pencipta yang sebenarnya sejak dari lahir
telah ditanamkan dalam benak kita. Keyakinan bahwa pasrah di dalam nama Allah
adalah permulaan pengetahuan.
Baik pembaca maupun kami, penulis, mengerti bahwa satu
tugas adanya kita di dunia, adalah untuk membuat kontribusi agar tercapai
kesejahteraan manusia dan kebersamaan manusia. Sedemikian sehingga secara
sadar, terungkap pengakuan kita akan kebesaran Illahi
Manusia dikaruniai tubuh yang ajaib. Sesuai dengan
perintah Illahi, tugas manusia adalah untuk menemukan rahasia alam, semesta dan
pribadi. Ini juga yang merupakan kewajiban dan alasan mengapa Ruh berulang kali
harus belajar. Proses penyempurnaan Ruh adalah proses dua arah. Ruh kita bertanya
dan mendengarkan Penciptanya tentang apa yang semestinya dilakukan dan
sebaliknya, Allah berkenan untuk mendengar dan berbicara dengan kita. Jalur
komunikasi dengan Khalik kita sebenarnya sudah ada. Doa, zikir, saat teduh,
semuanya merupakan jalur komunikasi yang sudah kita kenal baik.
Rahasia teknik penguatan jalur komunikasi itu yang kami
sebarkan sebagai Inti Reiki. Tetapi sekali lagi, Inti Reiki hanyalah sebuah
teknik (penekanan itu kami gambarkan sebagai garis panah terputus-putus). Pada
akhirnya kembali kepada keputusan Anda untuk mencari kebenaran menurut kehendak
bebasnya.
Tuhan Pencipta Alam Semesta mengaruniakan kehendak bebas
kepada manusia untuk mencari dan menemukan sampai tak terbatas rahasia alam.
Maka selayaknya jika dalam proses pencarian itu, ucapan terimakasih selalu kita
ucapkan. Bukan hanya kepada Ruh kita, atau entitas pada dimensi lain yang ikut
membantu kita menuju ke kedewasaan ruh, tetapi, yang utama adalah ucapan
terimakasih kepada Pencipta kita. Hanya dengan kemurahan-Nya segala pencarian
ini bisa terjadi.
Jadi dapat kita lihat, Reiki adalah suatu teknik
eksplorasi dimana hasil akhir yang diharapkan adalah: Pengakuan akan keagungan
Tuhan dengan pemahaman dari sisi spiritual yang lebih luas.
Pengakuan sangat berpengaruh pada langkah manusia
selanjutnya. Dengan pengakuan, tujuan utama telah ditentukan. Pengakuan ibarat
sebuah fondasi. Dasar pengambilan setiap langkah dan merupakan dasar fokus
kehidupan manusia. Tetapi sebuah akhir adalah juga sebuah awal. Pengakuan akan
keagungan Allah membawa kita kepada penegasan akan iman dan percaya, demikian
sebaliknya dan seterusnya.
Penegasan atau afirmasi yang berulang-ulang, jika
dilakukan dengan kesungguhan, dan diarahkan ke alam bawah sadar, akan
memperkuat dan menspiritualkan kesadaran kita.
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bukan melulu pikiran
secara sadar, tetapi juga bawah sadar. Untuk menuju kesempurnaan hidup,
termasuk didalamnya adalah kesembuhan mental dan emosi, kita harus menguraikan
dan menemukan akar pahit dari konflik bawah sadar kita. Pengeliminasian bibit
negatif diperlukan untuk membuat penegasan atau afirmasi yang kita lakukan
menjadi berguna.
Afirmasi hanya langkah awal dari suatu proses pembenahan
diri. Syarat mutlak dalam sebuah penggunaan afirmasi adalah Berdoa. Doa yang
benar adalah doa yang aktif.
Doa sebelum aktivitas merupakan permintaan kepada Illahi
Tetapi doa sesudah aktivitas merupakan doa efektif yang tidak pernah pasif, doa
yang penuh dengan keyakinan, matang dalam penegasan. Doa yang penuh dengan ucap
syukur, karena kita sudah mengalami penyertaan dan kemurah hatian Allah.
Karena input baru dari setiap proses iterasi atau
pengulangan proses afirmasi-pengakuan itu diharapkan sesuai dengan dasar
eksplorasi, dan menambah keyakinan terhadap percaya dan agama, maka iterasi
atau proses pengulangan berikutnya akan maju selangkah lagi dengan lebih
mantap. Semua agama dan kepercayaan menekankan pentingnya pengakuan kepada
Alllaahnya dan mengharamkan umatnya berpaling kepada illah lain. Maka kebiasaan
memulai dan mengakhiri dalam doa ini juga yang merupakan tahap penyelarasan
(attunement) permanen dengan Illahi Mengapa? Karena di atas segala upaya
manusia untuk mencapai kesempurnaan, terdapat sang Khalik yang menuntut ciptaanNya
untuk secara tulus dan terbuka mengakui keagungan Pencipta.
REIKI dan MORALITAS AGAMA: Suatu tinjauan Filsafat (1)
LATAR BELAKANG
Esensi dari filsafat adalah mencari kebenaran. Demikian pula Reiki. Moralitas agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu". Kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara keduanya, akan tetapi kita akan melihat apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain. Meskipun filsafat dan ilmu mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu. Demikian pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran. Bagaimana kajian filosofis antara Reiki sebagai ilmu dan moralitas agama akan diperlihatkan sebagai berikut.
APAKAH REIKI ITU?
Fenomena masyarakat moderen saat ini adalah lahirnya sebuah kesadaran yang disebut sebagai kesadaran “back to nature”. Gerakan ini adalah sebuah gerakan masyarakat yang menyadari kekuatan alami dalam hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Bahkan, gerakan ini telah menjadi semacam gaya hidup “baru” bagi masyarakat moderen barat dan telah merambah ke timur. Gaya hidup yang lebih pada keselarasan tubuh (body), pikiran (mind) dan Roh (soul) yang memiliki kekuatan koneksitas untuk menyeimbangkan diri. Sebut saja minat masyarakat barat terhadap meditasi, yoga, aura, Reiki yang mengandalkan kekuatan energi dan pikiran semakin diminati. Berbagai penelitian tentang peran Emotional Metabolism juga mewarani wacana tentang kemampuan mind terhadap perilaku sehat. Perspektif baru dunia spiritual yang berkaitan dengan emosional metabolisme pun kini telah menjadi sebuah kesadaran baru dalam beragama. Munculnya gerakan-gerakan semacam New Age yang lahir dan menjadi wacana di akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an dan terus menjadi perbincangan masyarakat Eropa dan Amerika sampai saat ini, sebagai “gerakan sadar diri” (self-conscius movement). Visi transformasi New Age berpijak dari “transformasi personal” kearah transformasi sosial”. Dan diantara berbagai gerakannya, diantaranya adalah gerakan kesehatan holistik (The Holistik Health Movement) yang begitu fenomenal dalam skala global. Pemahaman baru tentang body, mind and soul sedang terus terbangun dalam kesadaran masyarakat moderen. Reiki berkembang seiring dengan bangkitnya kesadaraan baru manusia untuk kembali ke alam.
Menurut Riko Rahardian (Divine Spirit through Essentian Reiki, 2002), kata Reiki, terdiri dari dua
huruf Kanji dalam bahasa Jepang, yaitu Kanji Rei dan Ki. Kanji Rei menurut
kamus Kojien (Kamus besar bahasa Jepang) mengandung beberapa makna, diantaranya
adalah 1.Substansi spiritual yang keberadaannya bisa di dalam maupun terpisah
dari suatu jasad dan 2. Suatu kekuatan misterius, yang tidak terlihat oleh mata
dan tidak dapat diukur. Sedang Kanji Ki mengandung banyak sekali makna,
dintaranya adalah: “suatu substansi yang mengisi alam semesta, dan dianggap
sebagai dasar pembentuk alam semesta”. Makna lainnya adalah “energi yang
menjadi penggerak/motor kehidupan, sumber kehidupan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa Reiki memiliki makna “energi vital kehidupan yang ada di alam
semesta yang berasal dari kekuatan yang Maha Kuasa/Illahi” . Para ahli sering
menyebut Reiki sebagai The Universal Life Force Energy. (TULFE). Bahkan ada
yang berpendapat bahwa, kata Rei dapat diterjemahkan secara tepat menjadi
'Pencapaian Kemantapan Tertinggi"
Umumnya, Reiki adalah suatu cara penyembuhan alamiah berdasarkan penggunaan tenaga kehidupan alam semesta yang mengalir melalui titik energi praktisi Reiki, yang bertindak sebagai saluran Reiki, ke tubuh pasien yang memerlukan penyembuhan.
MORALITAS AGAMA
Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat
adalah kebenaran. Demikian pula Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran
dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran
menurut agama adalah "kebenaran wahyu" berdasarkan prinsip-prinsip
moralitasnya sendiri. Bahkan pada awal pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan
masalah moral. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang
kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari”
dan bukan sebaliknya seperti yang diajarkan oleh ajaran agama (saat itu), maka
timbulah interaksi anatara Ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama)
yang berkonotasi metafisik.
Dalam makalah ini, nilai-nilai moral agama yang dimaksud adalah kepasrahan total terhadap keagungan Ilahi (yang ada dalam setiap agama). Oleh sebab itu, dalam artikel ini kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara Reiki dan Morlitas Agama, akan tetapi kita akan melihat dari tiga aspek filsafat, yaitu Ontologis (apanya), Epistemologis (Metoda melaksanakannya) dan Axiologis (Kegiatannya apa). Lalu apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain?
ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DI KAJI
Reiki merupakan tradisi spiritual yang berasal dari
pusat-pusat spiritual pada ribuan tahun silam (Tibet, Mesir, India, Cina,
Lemuria, Atlantis). Tentu saja teknik ini belum dinamakan dengan Reiki, karena
Reiki merupakan nama modern setelah teknik ini diketemukan kembali oleh Master
Mikao Usui.
Walaupun dikatakan bahwa teknik sejenis Reiki terdapat
hampir di seluruh pusat-pusat spiritual kuno, akan tetapi Reiki modern lebih
dekat dengan tradisi energi esoteris yang pernah ada di dataran Tibet kuno.
Sekitar 2500 tahun sebelum Masehi, teknik Reiki pernah
didokumentasikan oleh para biarawan di atas sutra-sutra suci. Akan tetapi
mengingat bahwa teknik ini merupakan teknik yang dianggap "rahasia",
maka secara perlahan sejalan dengan waktu teknik ini mulai "hilang"
dan dilupakan dalam kebudayaan manusia pada jaman berikutnya. Sampai pada akhir
abad ke-19, seorang bangsa Jepang yang bernama Mikao Usui berhasil
"menggali" kembali teknik kuno ini setelah melalui perjalanan yang
sangat panjang. Bahkan Mikao Usui berhasil menciptakan sistem dimana Reiki ini
akhirnya dapat diturunkan & diajarkan kepada orang lain. Dalam sejarah
perkembangan Reiki, tercatat berbagai versi yang beredar di sekitar kisah Mikao
Usui. Secara garis besar terdapat 2 kelompok versi yang sangat berbeda, yaitu
versi barat (western) dan versi timur (eastern).
Walaupun terdapat 2 versi yang berbeda, akan tetapi
hendaknya hal ini tidak perlu terlalu diperdebatkan, karena hal ini tidaklah
menyangkut esensi Reiki secara keseluruhan sebagai energi yang diberikan Illahi
bagi umat manusia.
SINOPSI BUKU "THE OPENING: PINTU PENCERAHAN"
Banyak definisi tentang pencerahan/enlightenment yang berkembang dimasyarakat, salah satunya Immanuel Kant. Kant memberi definisi pencerahan sebagai: keluarnya manusia dari ketidakmatangan yang diciptakannya sendiri. Sedangkan ketidakmatangan adalah ketidakmampuan seseorang menggunakan akal-pikirannya tanpa bantuan orang lain. Ketidakmatangan semacam ini terjadi bukan karena kurangnya daya pikir, tetapi karena kurangnya determinasi dan keberanian menggunakan pemahaman sendiri. Motto pencerahan, dengan demikian, adalah Sapere aude! Beranilah menggunakan pemahaman sendiri! (Kant, What is Enlightenment?, 1990).
Definisi Kant menganggap pencerahan bukan semata-mata kondisi intelektual di mana seseorang merasa terbebaskan berpikir dan bertindak, tetapi yang terpenting adalah bahwa pencerahan itu berarti kematangan berpikir dan sanggup melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang dimaksud “bantuan orang lain” di sini adalah penggunaan otoritas luar secara berlebihan sehingga menghalangi seseorang berpikir independen. Inti pencerahan bukanlah pemikiran itu sendiri, tetapi bagaimana seseorang berani menggunakan akal-pikirannya (sapere aude!).
Pendapat lain mendefinisikan Pencerahan sebagai suatu pengalaman yang dipicu oleh stimulus dari luar kemudian terjadi proses kematangan kesadaran akan kebenaran, pemahaman nyata, perbaikan diri, adanya sesuatu yang agung/luarbiasa/diluar nalar dan logika yang menimbulkan perbaikan diri dan terbukanya pola pikir dan bertindak yang baru akan konsep diri, hidup, Ketuhanan, lingkungan dan universal yang bersifat mikrokosmos dan makrokosmos.
Seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah, pilihan,
kebimbangan dan keraguan yang membawa diri kita pada suatu dilema dan
mempertanyakan mengapa semua masalah, pilihan, kebimbangan, keraguan ini
terjadi pada diri kita? Bahkan ada pertanyaan siapakah yang mengatur semua
kejadian (misal, kita tidak pernah meminta jadi pria/wanita) dan rahasia alam
ini? Atau belum adanya pemahaman dan kesadaran atas konsep kepasrahan serta
keikhlasan diri pribadi yang sering menimbulkan keresahan, ego, emosi negatif
dan konflik diri.
Beberapa pemahaman yang berdasarkan ritual, turun temurun atau tradisi, ataupun suatu dogma membawa kepada suatu perubahan pada pola berpikir yang kini mulai banyak dipertanyakan, mulai berani dikupas, di ulas dalam berbagai tulisan, diskusi kelompok maupun dalam berbagai seminar. Semua ini merupakan cerminan adanya suatu perubahan pola pikir dan pemahaman baru yang boleh dibilang sebagai suatu pencerahan.
Jadi pencerahan disini bisa diartikan sebagai munculnya: kesadaran baru, pemahaman baru, pengertian baru, menjadi manusia baru, cara pandang baru ataupun suatu perubahan mendasar dari cara-cara lama ke cara pandang dan pemahaman baru yang bersifat membangun /memberi suatu pelajaran (instructive).
Dalam dunia yang makin kompleks, banyak orang mulai berani mengekspesikan kerinduan mereka, untuk mendapatkan pengertian yang lebih bermaksana tentang Tuhan. Pencerahan/enlightenment menjadi isu yang banyak dibicarakan dan dikejar karena munculnya realitas baru dalam tatanan sosial masyarakat. Masyarakat mulai sadar intuisi, arti keberagaman, peningkatan spiritual, kesadaran pribadi dan hukum universal. Kesadaran tentang diri pribadi sebagai manusia yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan spiritualnya, kesadaran akan ke-Esaan Tuhan dan realitas alam semesta beserta semua rahasiaNya, kesadaran akan peningkatan pengetahuan dan semua hukum universal yang membawa manusia kepada pencerahan.
Melalui pengetahuan yang terus berkembang: banyak hal, tradisi, dogma-dogma, realitas spiritual, rahasia alam semesta dan universal mulai terkuak atau terbuka baik melalui seminar-seminar, forum diskusi, meditasi ataupun pengalaman nyata. Semua hal yang dulunya terselubungi menjadi lebih jelas dan terbuka. Manusia mulai membangkitkan pengetahuan dirinya untuk menggunakan nalar dan akal bebasnya sehingga mendapatkan suatu pemahaman baru yang terbebas dari intervensi pihak lain.
Buku ini menawarkan pintu-pintu yang lebih langsung untuk pencerahan. Bab 2, memaparkan tahap-tahap pencerahan, disini kami jelaskan kriteria diri dan konsep pemahaman mengenai Tuhan dari tiap tahapan pencerahan.
Bab 3, merupakan gambaran umum dari orang yang belum tercerahkan.
Bab 4, merupakan uraian panjang dan dalam mengenai model empat (elemen) diri dari manusia. Juga kaitannya dengan berbagai istilah seperti Cakra, Ego, mati, hidup setelah mati, past lives, reinkarnasi, nyawa/jiwa, O.B.E (out of body experience), Ruh/arwah, soul/spirit dan inti diri. Model ini merupakan penghargaan kami bagi manusia dan bagian penting sebagai fondasi dari seluruh ‘pintu’ yang disampaikan pada bab-bab selanjutnya.
Bab 5, kami menyuguhkan bagaimana dan proses yang harus dilalui dan dilakukan guna menuju pencerahan yang diharapkan. Bab ini, menguraikan model manusia dengan empat diri (pikiran, mental, jasad dan Ruh/spirit). Kemudian penggunaan analisa SWOT sederhana untuk mengetahui dan mengakui, berbagai kekuatan dan kelemahan dari empat diri serta mengidentifikasi peluang dan hambatan eksternal dalam usaha mendapatkan pencerahan.
Bab 6, setelah berbagai aspek kendala diidentifikasi, diuraikan berbagai pintu, untuk mengatasi berbagai kelemahan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan diri dan peluang eksternal. Tentunya diuraikan menurut empat model empat diri manusia. Disinilah latihan demi latihan diuraikan secara rinci.
Bab 7, Dijelaskan pencerahan dalam diri pribadi dapat diawali dengan munculnya kesadaran akan misi hidup di dunia saat ini. Terutama kaitanya dengan manusia lainnya (masyarakat). Bab ini juga menjelaskan bagaimana kita harus konsisten dengan Misi Pribadi bagian dari pencerahan selanjutnya.
Bab 8, merupakan uraian mengenai Tuhan dan pintu-pintu yang dapat digunakan. Memahami ciptaanNYA dan memahami hukumNYA adalah pintu utama dalam mengenal Tuhan. Bab “Bertemu Tuhan” adalah pintu terakhir yang akan di buka oleh Anda.
Mulai bab 6, diberikan pintu-pintu (teknik) untuk membantu dalam pencarian berbagai problem dalam pencerahan berikut jawabannya. Pintu-pintu ini universal dan dikemas dalam pendekatan komunikasi spiritual. Jika dipraktekan secara baik dan perlahan, akan memberikan jawaban dan pengalaman yang bertambah dalam perjalanan mengenal Tuhan.
Pembaca yang memulai perjalanan ini, dinasehati agar mempersiapkan diri terhadap pengalaman-pengalaman mujizat yang menakjubkan. Batin Anda akan terpana dan terimalah ini sebagai pengalaman spiritual yang memang ditujukan hanya bagi diri Anda sendiri. Untuk itu, lakukanlah evaluasi setelahnya dan berlakulah biijak dalam sharing dengan segala pihak. Lakukanlah dengan tujuan agar terjaga keseimbangan dan keharmonisan. Terutama dengan keluarga dan lingkungan terdekat Anda.
Akhirnya, setelah Anda berkali-kali tercerahkan, Anda
akan lebih luas dalam pengetahuan spiritual. Anda akan menjadi arsitek bagi
pemikiran Anda sendiri dan tanpa kendala lagi, Anda bisa menemukan dan
menghadirkan Tuhan yang ada di dalam diri, Tuhan yang ada di mana-mana.
TAHAP PENGEMBANGAN DIRI
1. Pembinaan diri (pencarian pengetahuan, energi dan kepekaan)
2. Muncul gesekan/konflik dgn diri , keluarga
dan lingkungan
3. Kemudian kamu melakukan sesuatu
4. Sehingga penjadi “dewa penolong” di kesempatan pertama, sendiri
5. Akhirnya didalam kebersamaan, kita bisa melakukan reformasi sosial kesetiap lapisan
6. Merombak struktur sosial untuk bertemu dan bersatu dengan Ilahi .
PEDOMAN HIDUP
•Hidup kamu dengan Hidup orang seluruhnya yang berada di
alam semesta harus kamu cintai, hidup manusia yang berada di alam semesta harus
saling mencintai jangan dipisahkan, harus hidup bersama di alam semesta.
•Hidup-nya umat seluruhnya yang berada di alam semesta
harus menyembah kepada Allah Yang Maha Kuasa
•Kamu seluruhnya harus percaya kepada kepercayaan umat
masing-masing yang berada di alam semesta.
•Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri
•Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan
•Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu
•Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati
•Kesalahan terutama manusia adalah mencampakan dirinya
•Dosa terutama manusia adalah menipu dirinya sendiri
•Sifat manusia yang terkasih adalah rasa rendah diri
•Sifat manusia yang dapat dipuji adalah semangat
keuletannya
•Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan
•Harta terutama manusia adalah kesehatan
•Hutang terbesar manusia adalah hutang budi
•Hadiah terutama manusia adalah lapang dada dan mau
memaafkan
•Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah
dan tidak memiliki kebijaksanaan
•Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka
berdana dan beramal
•Kedamaian manusia dan keberuntungan adalah yang bisa
meninggalkan sirik, pidik, jail, kaniaya dan dengki
CHATTING DENGAN TUHAN
TUHAN : Kamu memanggilku ?
AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?
TUHAN : Ini TUHAN. AKU mendengar doamu. Jadi AKU ingin berbincang-bincang denganmu.
AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya
merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.
mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya
"Mengapa harus AKU?".
AKU : Terima Kasih TUHAN atas chatting yang indah ini.
TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa tAKUt. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padAKU. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.
TUHAN : Berpikirlah positif, Kamu, dia dan dunia Akan
Tersenyum
TUHAN : has signed out.
New wesite
-
Setelah anda melakukan attunement IR-1, Anda dapat mencoba teknik telepati ini: Tutup mata S inkron dengan Tuhan YME (bolak b...
-
Afirmasi diambil dari bahasa Inggris affirmation yang berarti penegasan. Jadi yang dimaksud dengan afirmasi dalam INTIReiki, adalah pern...