Senin, 10 Juli 2023

REIKI dan MORALITAS AGAMA: Suatu tinjauan Filsafat (1)

LATAR BELAKANG

Esensi dari filsafat adalah mencari kebenaran. Demikian pula Reiki. Moralitas agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu". Kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara keduanya, akan tetapi kita akan melihat apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain. Meskipun filsafat dan ilmu mencari kebenaran dengan akal, hasil yang diperoleh baik oleh filsafat maupun ilmu juga bermacam-macam. Hal ini dapat dilihat pada aliran yang berbeda-beda, baik di dalam filsafat maupun di dalam ilmu. Demikian pula terdapat bermacam-macam agama yang masing-masing mengajarkan kebenaran. Bagaimana kajian filosofis antara Reiki sebagai ilmu dan moralitas agama akan diperlihatkan sebagai berikut.

APAKAH REIKI ITU?

Fenomena masyarakat moderen saat ini adalah lahirnya sebuah kesadaran yang disebut sebagai kesadaran “back to nature”. Gerakan ini adalah sebuah gerakan masyarakat yang menyadari kekuatan alami dalam hidup sebagai penyeimbang kehidupan. Bahkan, gerakan ini telah menjadi semacam gaya hidup “baru” bagi masyarakat moderen barat dan telah merambah ke timur. Gaya hidup yang lebih pada keselarasan tubuh (body), pikiran (mind) dan Roh (soul) yang memiliki kekuatan koneksitas untuk menyeimbangkan diri. Sebut saja minat masyarakat barat terhadap meditasi, yoga, aura, Reiki yang mengandalkan kekuatan energi dan pikiran semakin diminati. Berbagai penelitian tentang peran Emotional Metabolism juga mewarani wacana tentang kemampuan mind terhadap perilaku sehat. Perspektif baru dunia spiritual yang berkaitan dengan emosional metabolisme pun kini telah menjadi sebuah kesadaran baru dalam beragama. Munculnya gerakan-gerakan semacam New Age yang lahir dan menjadi wacana di akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an dan terus menjadi perbincangan masyarakat Eropa dan Amerika sampai saat ini, sebagai “gerakan sadar diri” (self-conscius movement). Visi transformasi New Age berpijak dari “transformasi personal” kearah transformasi sosial”. Dan diantara berbagai gerakannya, diantaranya adalah gerakan kesehatan holistik (The Holistik Health Movement) yang begitu fenomenal dalam skala global. Pemahaman baru tentang body, mind and soul sedang terus terbangun dalam kesadaran masyarakat moderen. Reiki berkembang seiring dengan bangkitnya kesadaraan baru manusia untuk kembali ke alam.

Menurut Riko Rahardian (Divine Spirit through Essentian Reiki, 2002), kata Reiki, terdiri dari dua huruf Kanji dalam bahasa Jepang, yaitu Kanji Rei dan Ki. Kanji Rei menurut kamus Kojien (Kamus besar bahasa Jepang) mengandung beberapa makna, diantaranya adalah 1.Substansi spiritual yang keberadaannya bisa di dalam maupun terpisah dari suatu jasad dan 2. Suatu kekuatan misterius, yang tidak terlihat oleh mata dan tidak dapat diukur. Sedang Kanji Ki mengandung banyak sekali makna, dintaranya adalah: “suatu substansi yang mengisi alam semesta, dan dianggap sebagai dasar pembentuk alam semesta”. Makna lainnya adalah “energi yang menjadi penggerak/motor kehidupan, sumber kehidupan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Reiki memiliki makna “energi vital kehidupan yang ada di alam semesta yang berasal dari kekuatan yang Maha Kuasa/Illahi” . Para ahli sering menyebut Reiki sebagai The Universal Life Force Energy. (TULFE). Bahkan ada yang berpendapat bahwa, kata Rei dapat diterjemahkan secara tepat menjadi 'Pencapaian Kemantapan Tertinggi"

Umumnya, Reiki adalah suatu cara penyembuhan alamiah berdasarkan penggunaan tenaga kehidupan alam semesta yang mengalir melalui titik energi praktisi Reiki, yang bertindak sebagai saluran Reiki, ke tubuh pasien yang memerlukan penyembuhan.

MORALITAS AGAMA

Sudah diuraikan di atas bahwa yang dicari oleh filsafat adalah kebenaran. Demikian pula Agama juga mengajarkan kebenaran. Kebenaran dalam filsafat dan ilmu adalah "kebenaran akal", sedangkan kebenaran menurut agama adalah "kebenaran wahyu" berdasarkan prinsip-prinsip moralitasnya sendiri. Bahkan pada awal pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah moral. Ketika Copernicus (1473-1543) mengajukan teorinya tentang kesemestaan alam dan menemukan bahwa “bumi yang berputar mengelilingi matahari” dan bukan sebaliknya seperti yang diajarkan oleh ajaran agama (saat itu), maka timbulah interaksi anatara Ilmu dan moral (yang bersumber pada ajaran agama) yang berkonotasi metafisik.

Dalam makalah ini, nilai-nilai moral agama yang dimaksud adalah kepasrahan total terhadap keagungan Ilahi (yang ada dalam setiap agama). Oleh sebab itu, dalam artikel ini kita tidak akan berusaha mencari mana yang benar atau lebih benar di antara Reiki dan Morlitas Agama, akan tetapi kita akan melihat dari tiga aspek filsafat, yaitu Ontologis (apanya), Epistemologis (Metoda melaksanakannya) dan Axiologis (Kegiatannya apa). Lalu apakah keduanya dapat hidup berdampingan secara damai, apakah keduanya dapat bekerjasama atau bahkan saling bermusuhan satu sama lain?

ONTOLOGI: HAKIKAT APA YANG DI KAJI

Reiki merupakan tradisi spiritual yang berasal dari pusat-pusat spiritual pada ribuan tahun silam (Tibet, Mesir, India, Cina, Lemuria, Atlantis). Tentu saja teknik ini belum dinamakan dengan Reiki, karena Reiki merupakan nama modern setelah teknik ini diketemukan kembali oleh Master Mikao Usui.

Walaupun dikatakan bahwa teknik sejenis Reiki terdapat hampir di seluruh pusat-pusat spiritual kuno, akan tetapi Reiki modern lebih dekat dengan tradisi energi esoteris yang pernah ada di dataran Tibet kuno.

Sekitar 2500 tahun sebelum Masehi, teknik Reiki pernah didokumentasikan oleh para biarawan di atas sutra-sutra suci. Akan tetapi mengingat bahwa teknik ini merupakan teknik yang dianggap "rahasia", maka secara perlahan sejalan dengan waktu teknik ini mulai "hilang" dan dilupakan dalam kebudayaan manusia pada jaman berikutnya. Sampai pada akhir abad ke-19, seorang bangsa Jepang yang bernama Mikao Usui berhasil "menggali" kembali teknik kuno ini setelah melalui perjalanan yang sangat panjang. Bahkan Mikao Usui berhasil menciptakan sistem dimana Reiki ini akhirnya dapat diturunkan & diajarkan kepada orang lain. Dalam sejarah perkembangan Reiki, tercatat berbagai versi yang beredar di sekitar kisah Mikao Usui. Secara garis besar terdapat 2 kelompok versi yang sangat berbeda, yaitu versi barat (western) dan versi timur (eastern).

Walaupun terdapat 2 versi yang berbeda, akan tetapi hendaknya hal ini tidak perlu terlalu diperdebatkan, karena hal ini tidaklah menyangkut esensi Reiki secara keseluruhan sebagai energi yang diberikan Illahi bagi umat manusia.

Sebagai suatu catatan bagi praktisi, di awal tulisan ini telah dijelaskan bahwa Energi Reiki merupakan teknik esoteris energi yang terdapat di berbagai pusat-pusat spiritual kuno. Oleh karena itu hendaknya para praktisi tidak perlu terlalu heran jika di beberapa kawasan termasuk di Nusantara ini mungkin diketemukan fenomena teknik esoteris yang menghasilkan vibrasi energi yang sangat mirip dengan Reiki, walaupun mungkin mempergunakan ritual yang sangat berbeda dalam memperolehnya. Reiki merupakan suatu teknik spiritual untuk menyerap energi alam semesta ini dan menyalurkannya kembali untuk berbagai keperluan, antara lain untuk penyembuhan berbagai penyakit fisik, mental, dan emosional. Teknik Reiki merupakan kemampuan dasar umat manusia. Bahkan pada literatur barat dikatakan bahwa kemampuan Reiki telah terpetakan dalam kode genetik manusia (DNA) sejak ia dilahirkan. 

SINOPSI BUKU "THE OPENING: PINTU PENCERAHAN"

 

Banyak definisi tentang pencerahan/enlightenment yang berkembang dimasyarakat, salah satunya Immanuel Kant. Kant memberi definisi pencerahan sebagai: keluarnya manusia dari ketidakmatangan yang diciptakannya sendiri. Sedangkan ketidakmatangan adalah ketidakmampuan seseorang menggunakan akal-pikirannya tanpa bantuan orang lain. Ketidakmatangan semacam ini terjadi bukan karena kurangnya daya pikir, tetapi karena kurangnya determinasi dan keberanian menggunakan pemahaman sendiri. Motto pencerahan, dengan demikian, adalah Sapere aude! Beranilah menggunakan pemahaman sendiri! (Kant, What is Enlightenment?, 1990).

Definisi Kant menganggap pencerahan bukan semata-mata kondisi intelektual di mana seseorang merasa terbebaskan berpikir dan bertindak, tetapi yang terpenting adalah bahwa pencerahan itu berarti kematangan berpikir dan sanggup melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Yang dimaksud “bantuan orang lain” di sini adalah penggunaan otoritas luar secara berlebihan sehingga menghalangi seseorang berpikir independen. Inti pencerahan bukanlah pemikiran itu sendiri, tetapi bagaimana seseorang berani menggunakan akal-pikirannya (sapere aude!).

Pendapat lain mendefinisikan Pencerahan sebagai suatu pengalaman yang dipicu oleh stimulus dari luar kemudian terjadi proses kematangan kesadaran akan kebenaran, pemahaman nyata, perbaikan diri, adanya sesuatu yang agung/luarbiasa/diluar nalar dan logika yang menimbulkan perbaikan diri dan terbukanya pola pikir dan bertindak yang baru akan konsep diri, hidup, Ketuhanan, lingkungan dan universal yang bersifat mikrokosmos dan makrokosmos.

Seringkali kita dihadapkan pada suatu masalah, pilihan, kebimbangan dan keraguan yang membawa diri kita pada suatu dilema dan mempertanyakan mengapa semua masalah, pilihan, kebimbangan, keraguan ini terjadi pada diri kita? Bahkan ada pertanyaan siapakah yang mengatur semua kejadian (misal, kita tidak pernah meminta jadi pria/wanita) dan rahasia alam ini? Atau belum adanya pemahaman dan kesadaran atas konsep kepasrahan serta keikhlasan diri pribadi yang sering menimbulkan keresahan, ego, emosi negatif dan konflik diri.

Beberapa pemahaman yang berdasarkan ritual, turun temurun atau tradisi, ataupun suatu dogma membawa kepada suatu perubahan pada pola berpikir yang kini mulai banyak dipertanyakan, mulai berani dikupas, di ulas dalam berbagai tulisan, diskusi kelompok maupun dalam berbagai seminar. Semua ini merupakan cerminan adanya suatu perubahan pola pikir dan pemahaman baru yang boleh dibilang sebagai suatu pencerahan.

Jadi pencerahan disini bisa diartikan sebagai munculnya: kesadaran baru, pemahaman baru, pengertian baru, menjadi manusia baru, cara pandang baru ataupun suatu perubahan mendasar dari cara-cara lama ke cara pandang dan pemahaman baru yang bersifat membangun /memberi suatu pelajaran (instructive).

Dalam dunia yang makin kompleks, banyak orang mulai berani mengekspesikan kerinduan mereka, untuk mendapatkan pengertian yang lebih bermaksana tentang Tuhan. Pencerahan/enlightenment menjadi isu yang banyak dibicarakan dan dikejar karena munculnya realitas baru dalam tatanan sosial masyarakat. Masyarakat mulai sadar intuisi, arti keberagaman, peningkatan spiritual, kesadaran pribadi dan hukum universal. Kesadaran tentang diri pribadi sebagai manusia yang ingin meningkatkan kualitas hidup dan spiritualnya, kesadaran akan ke-Esaan Tuhan dan realitas alam semesta beserta semua rahasiaNya, kesadaran akan peningkatan pengetahuan dan semua hukum universal yang membawa manusia kepada pencerahan.

Melalui pengetahuan yang terus berkembang: banyak hal, tradisi, dogma-dogma, realitas spiritual, rahasia alam semesta dan universal mulai terkuak atau terbuka baik melalui seminar-seminar, forum diskusi, meditasi ataupun pengalaman nyata. Semua hal yang dulunya terselubungi menjadi lebih jelas dan terbuka. Manusia mulai membangkitkan pengetahuan dirinya untuk menggunakan nalar dan akal bebasnya sehingga mendapatkan suatu pemahaman baru yang terbebas dari intervensi pihak lain.

Buku ini menawarkan pintu-pintu yang lebih langsung untuk pencerahan. Bab 2, memaparkan tahap-tahap pencerahan, disini kami jelaskan kriteria diri dan konsep pemahaman mengenai Tuhan dari tiap tahapan pencerahan.

Bab 3, merupakan gambaran umum dari orang yang belum tercerahkan.

Bab 4, merupakan uraian panjang dan dalam mengenai model empat (elemen) diri dari manusia. Juga kaitannya dengan berbagai istilah seperti Cakra, Ego, mati, hidup setelah mati, past lives, reinkarnasi, nyawa/jiwa, O.B.E (out of body experience), Ruh/arwah, soul/spirit dan inti diri. Model ini merupakan penghargaan kami bagi manusia dan bagian penting sebagai fondasi dari seluruh ‘pintu’ yang disampaikan pada bab-bab selanjutnya.

Bab 5, kami menyuguhkan bagaimana dan proses yang harus dilalui dan dilakukan guna menuju pencerahan yang diharapkan. Bab ini, menguraikan model manusia dengan empat diri (pikiran, mental, jasad dan Ruh/spirit). Kemudian penggunaan analisa SWOT sederhana untuk mengetahui dan mengakui, berbagai kekuatan dan kelemahan dari empat diri serta mengidentifikasi peluang dan hambatan eksternal dalam usaha mendapatkan pencerahan.

Bab 6, setelah berbagai aspek kendala diidentifikasi, diuraikan berbagai pintu, untuk mengatasi berbagai kelemahan dan hambatan serta meningkatkan kekuatan diri dan peluang eksternal. Tentunya diuraikan menurut empat model empat diri manusia. Disinilah latihan demi latihan diuraikan secara rinci.

Bab 7, Dijelaskan pencerahan dalam diri pribadi dapat diawali dengan munculnya kesadaran akan misi hidup di dunia saat ini. Terutama kaitanya dengan manusia lainnya (masyarakat). Bab ini juga menjelaskan bagaimana kita harus konsisten dengan Misi Pribadi bagian dari pencerahan selanjutnya.

Bab 8, merupakan uraian mengenai Tuhan dan pintu-pintu yang dapat digunakan. Memahami ciptaanNYA dan memahami hukumNYA adalah pintu utama dalam mengenal Tuhan. Bab “Bertemu Tuhan” adalah pintu terakhir yang akan di buka oleh Anda.

Mulai bab 6, diberikan pintu-pintu (teknik) untuk membantu dalam pencarian berbagai problem dalam pencerahan berikut jawabannya. Pintu-pintu ini universal dan dikemas dalam pendekatan komunikasi spiritual. Jika dipraktekan secara baik dan perlahan, akan memberikan jawaban dan pengalaman yang bertambah dalam perjalanan mengenal Tuhan.

Pembaca yang memulai perjalanan ini, dinasehati agar mempersiapkan diri terhadap pengalaman-pengalaman mujizat yang menakjubkan. Batin Anda akan terpana dan terimalah ini sebagai pengalaman spiritual yang memang ditujukan hanya bagi diri Anda sendiri. Untuk itu, lakukanlah evaluasi setelahnya dan berlakulah biijak dalam sharing dengan segala pihak. Lakukanlah dengan tujuan agar terjaga keseimbangan dan keharmonisan. Terutama dengan keluarga dan lingkungan terdekat Anda.

Akhirnya, setelah Anda berkali-kali tercerahkan, Anda akan lebih luas dalam pengetahuan spiritual. Anda akan menjadi arsitek bagi pemikiran Anda sendiri dan tanpa kendala lagi, Anda bisa menemukan dan menghadirkan Tuhan yang ada di dalam diri, Tuhan yang ada di mana-mana.

TAHAP PENGEMBANGAN DIRI

 
1. Pembinaan diri (pencarian pengetahuan, energi dan kepekaan)
2. Muncul gesekan/konflik dgn diri , keluarga
    dan lingkungan
3. Kemudian kamu melakukan sesuatu
4. Sehingga penjadi “dewa penolong” di kesempatan pertama, sendiri
5. Akhirnya didalam kebersamaan, kita bisa melakukan reformasi sosial kesetiap lapisan
6. Merombak struktur sosial untuk bertemu dan bersatu dengan Ilahi .

PEDOMAN HIDUP

 

•Hidup kamu dengan Hidup orang seluruhnya yang berada di alam semesta harus kamu cintai, hidup manusia yang berada di alam semesta harus saling mencintai jangan dipisahkan, harus hidup bersama di alam semesta.

•Hidup-nya umat seluruhnya yang berada di alam semesta harus menyembah kepada Allah Yang Maha Kuasa

•Kamu seluruhnya harus percaya kepada kepercayaan umat masing-masing yang berada di alam semesta.

•Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri

•Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan

•Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu

•Kesedihan terutama manusia adalah rasa iri hati

•Kesalahan terutama manusia adalah mencampakan dirinya

•Dosa terutama manusia adalah menipu dirinya sendiri

•Sifat manusia yang terkasih adalah rasa rendah diri

•Sifat manusia yang dapat dipuji adalah semangat keuletannya

•Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputusasaan

•Harta terutama manusia adalah kesehatan

•Hutang terbesar manusia adalah hutang budi

•Hadiah terutama manusia adalah lapang dada dan mau memaafkan

•Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh kesah dan tidak memiliki kebijaksanaan

•Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal

•Kedamaian manusia dan keberuntungan adalah yang bisa meninggalkan sirik, pidik, jail, kaniaya dan dengki

CHATTING DENGAN TUHAN

 

TUHAN : Kamu memanggilku ?

AKU: Memanggilmu? Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN : Ini TUHAN. AKU mendengar doamu. Jadi AKU ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU: Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik. Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

 TUHAN : Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

 AKU: Nggak tau ya. Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun.Hidup jadi seperti diburu-buru. Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

 TUHAN : Benar sekali. Aktifitas memberimu kesibukan. Tapi Produktifitas memberimu hasil. Aktifitas memakan waktu, Produktifitas membebaskan waktu.

 AKU : Saya mengerti itu. Tapi saya tetap tidak dapat menghidarinya. Sebenarnya, saya tidak mengharapkan TUHAN mengajakku chatting seperti ini.

 TUHAN : AKU ingin memecahkan masalahmu dengan waktu, dengan memberimu beberapa petunjuk. Di era internet ini, AKU ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

 AKU: OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

 TUHAN : Berhentilah menganalisa hidup. Jalani saja. Analisa-lah yang membuatnya jadi rumit.

 AKU: Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

 TUHAN : Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin. Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa. Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu. Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

 AKU:Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu banyak ketidakpastian.

 TUHAN : Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari. Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

 AKU: Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

 TUHAN : Rasa Sakit tidak bisa dihindari, tetapi Penderitaan adalah sebuah pilihan.

 AKU: Jika Penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

 TUHAN : Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan. Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api. Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita. Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik bukan sebaliknya.

 AKU: Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

 TUHAN : Ya iyalah,...... Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras. Guru berpengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

 AKU: Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu? Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

 TUHAN : Masalah adalah Rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental (Purposeful Roadblocks Offering Beneficial Lessons (to) Enhance Mental Strength). Kekuatan dari dalam diri bisa keluar dari perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

 AKU : Sejujurnya ditengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...

 TUHAN: Jika kamu melihat keluar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah. Lihatlah ke dalam. Melihat keluar, kamu bermimpi. Melihat ke dalam, kamu terjaga. Mata memberimu penglihatan. Hati memberimu arah.

 AKU : Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita. Apa yang dapat saya lakukan?

 TUHAN: Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain. Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri. Mengetahui tujuan dan misi perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan. Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain bekejaran dengan waktu.

 AKU : Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

 TUHAN: Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan. Selalu hitung, yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

 AKU : Apa yang menarik dari manusia?

 TUHAN : Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus AKU?". Jika

mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus AKU?".

 AKU : Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya disini?

 TUHAN : Jangan hanya mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu. Berhentilah mencari mengapa saya di sini. Ciptakan tujuan itu. Hidup bukan hanya proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

 AKU : Bagaimana saya bisa mendapat yang terbaik dalam hidup ini?

 TUHAN : Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan. Terimalah. Yang sdh terjadi namanaya takdir. Peganglah saat ini dengan keyakinan. Siapkan masa depan tanpa rasa tAKUt. Buatlah permintaan baru.

 AKU: Pertanyaan terakhir. Seringkali saya merasa doa-doAKU tidak dijawab.

 TUHAN : Tidak ada doa yang tidak dijawab. Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU : Terima Kasih TUHAN atas chatting yang indah ini.

TUHAN : Oke. Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa tAKUt. Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan. Percayalah padAKU. Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

TUHAN : Berpikirlah positif, Kamu, dia dan dunia Akan Tersenyum

TUHAN : has signed out.

New wesite

E-BOOK INTIREIKI 2023