Tampilkan postingan dengan label Agama dan INTIReiki. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agama dan INTIReiki. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 20 April 2013

REIKI TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AGAMA

AGAMA DAN INTIReiki

Slogan ini sering kita baca dalam berbagai buku Reiki. Bahkan dengan berbagai penjelasannya. Namun bagaimana seharusnya kita secara bijaksana menyikapi Teknik Reiki? Apakah benar bila kita telah mengenal tentang Reiki atau dengan memahaminya, malah membuat orang lambat laun jauh dari kepercayaan awalnya?

Eksplorasi tentang Reiki sangat banyak ditulis, baik filosofi maupun aplikasinya. Tetapi di atas semuanya itu, Reiki hanyalah sebuah teknik. Kami tekankan disini bahwa pencarian  jati diri manusia diawali dengan keyakinan. Keyakinan akan ke-Illahian Pencipta yang sebenarnya sejak dari lahir telah ditanamkan dalam benak kita. Keyakinan bahwa pasrah di dalam nama Allah adalah permulaan pengetahuan.
Baik pembaca maupun kami, penulis, mengerti bahwa satu tugas adanya kita di dunia, adalah untuk membuat kontribusi agar tercapai kesejahteraan manusia dan kebersamaan manusia. Sedemikian sehingga secara sadar, terungkap pengakuan kita akan kebesaran Illahi

Gambar 1.1 Skema kedudukan INTIReiki  dalam Agama




Manusia dikaruniai tubuh yang ajaib. Sesuai dengan perintah Illahi, tugas manusia adalah untuk menemukan rahasia alam, semesta dan pribadi. Ini juga yang merupakan kewajiban dan alasan mengapa Ruh berulang kali dilahirkan. Proses penyempurnaan Ruh adalah proses dua arah. Ruh kita bertanya dan mendengarkan Penciptanya tentang apa yang semestinya dilakukan dan sebaliknya, Allah berkenan untuk mendengar dan berbicara dengan kita. Jalur komunikasi dengan Khalik kita sebenarnya sudah ada. doa, zikir, saat teduh, semuanya merupakan jalur komunikasi yang sudah kita kenal baik.
Dalam buku ini, kami merasa terpanggil untuk berbagi kepada pembaca,  rahasia keindahan semesta. Rahasia teknik penguatan jalur komunikasi itu yang kami sebarkan sebagai Inti Reiki. Tetapi sekali lagi, Inti Reiki hanyalah sebuah teknik (penekanan itu kami gambarkan sebagai garis panah terputus-putus). Pada akhirnya kembali kepada keputusan pembaca untuk mencari yang hakiki menurut kehendak bebasnya.

Tuhan mengaruniakan kehendak bebas kepada manusia untuk mencari dan menemukan sampai tak terbatas rahasia semesta alam. Maka selayaknya jika dalam proses pencarian itu, ucapan terimakasih selalu kita ucapkan. Bukan hanya kepada Ruh pembimbing pribadi, atau entitas pada dimensi lain yang ikut membantu kita menuju ke kedewasaan Ruh, tetapi, yang utama adalah ucapan terimakasih kepada Pencipta kita. Hanya dengan kemurahan-Nya segala pencarian ini bisa terjadi.

Pada skema di atas, kami menuliskan hasil eksplorasi adalah: Pengakuan akan  keagungan Tuhan dengan pemahaman dari sisi spiritual yang lebih luas.
Pengakuan sangat berpengaruh pada  langkah manusia selanjutnya. Dengan pengakuan, tujuan utama telah ditentukan.   Pengakuan ibarat sebuah fondasi. Dasar pengambilan setiap langkah dan merupakan dasar fokus kehidupan manusia. Tetapi sebuah akhir adalah juga sebuah awal. Pengakuan akan keagungan Allah membawa kita kepada penegasan akan iman dan percaya, demikian sebaliknya dan seterusnya.
Penegasan atau afirmasi yang berulang-ulang, jika dilakukan dengan kesungguhan, dan diarahkan ke alam bawah sadar, akan memperkuat dan menspiritualkan kesadaran kita.
Kita adalah apa yang kita pikirkan. Bukan melulu pikiran secara sadar, tetapi juga bawah sadar. Untuk menuju kesempurnaan hidup, termasuk didalamnya adalah kesembuhan mental dan emosi, kita harus menguraikan dan menemukan akar pahit dari konflik bawah sadar kita. Pengeliminasian bibit negatif  ini diperlukan untuk membuat penegasan atau afirmasi yang kita lakukan menjadi berguna.

Afirmasi hanya langkah awal dari suatu proses pembenahan diri. Syarat mutlak dalam sebuah penggunaan afirmasi adalah Berdoa. Meminta kepada yang Tunggal. Doa yang benar adalah doa yang aktif. Doa sebelum aktivitas merupakan permintaan  kepada Illahi Tetapi doa sesudah aktivitas merupakan doa efektif yang tidak pernah pasif, doa yang penuh dengan keyakinan, matang dalam penegasan. Doa yang penuh dengan ucap syukur, karena kita sudah mengalami penyatuan dan kemurah hatian Allah.

Karena output baru dari setiap proses iterasi atau pengulangan proses afirmasi itu, diharapkan sesuai dengan dasar eksplorasi, dan menambah keyakinan terhadap kepercayaan dan agama, maka  iterasi atau proses pengulangan berikutnya akan maju selangkah lagi dengan lebih mantap. Semua agama dan kepercayaan menekankan pentingnya pengakuan kepada Allahnya dan mengharamkan umatnya berpaling kepada illah lain. Maka kebiasaan memulai dan mengakhiri dalam doa ini juga yang merupakan tahap penyelarasan (attunement) permanen dengan Illahi Mengapa?  Karena di atas segala upaya manusia untuk mencapai kesempurnaan, terdapat sang Khalik yang menuntun ciptaanNya untuk secara tulus dan terbuka mengakui keagungan Pencipta.
Ini adalah bentuk penjabaran dari kalimat yang terdapat dalam setiap buku Reiki:

“REIKI TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AGAMA”.








New wesite

E-BOOK INTIREIKI 2023